Konsistensi menulis di Kompasiana sudah memberi saya banyak sekali manfaat berkaitan dengan literasi, edukasi, dan puisi. Tentu saja dalam hal lainnya juga. Saya menuliskan di atas, hanya tiga hal yang terbanyak.
Sebenarnya saya tidak pernah menyangka akan berada di titik ini. Saya hanya menulis, menulis, dan menulis lagi atau yang dinamakan konsistensi menulis.
Apakah ada tantangannya? Banyak. Bahkan salah satunya adalah tantangan berhenti menulis di Kompasiana karena berbagai alasan juga pernah saya rasakan tidak hanya 1 kali. Mungkin beberapa kali. Meski pada akhirnya saya kembali menulis lagi di sini.
Saya tidak bisa memungkiri kalau menulis di Kompasiana memang menyenangkan. Apalagi berkaitan dengan kegemaran saya. Iya, saya hobi menulis. Pembaca tulisan saya juga jadi lebih banyak
Menulis membuat saya lebih bisa berekspresi dalam banyak hal. Menulis fiksi adalah salah satunya. Sejak dulu, mungkin masih di bangku sekolah, khususnya yang saya ingat sejak SMP atau kalau jaman sekarang disebut kelas 7.
Kegemaran saya dalam menulis terus berlanjut. Saya ingat, waktu SMA saya juga suka menulis cerpen. Bukankah itu termasuk kategori fiksi juga? Saya tidak merasa atau terlalu mempedulikanya waktu itu.
Semasa kuliah, saya suka sekali menulis catatan di buku, salah satunya catatan harian/diary. Baik tentang kehidupan sehari-hari, doa-doa pribadi, catatan seminar dan khotbah orang lain, rangkuman buku dan masih banyak lagi. Saya memang suka menulis sejak dulu.
Mengenai merangkum buku, saya pernah juga menuliskannya di Kompasiana. Baca ya di sini.
Kompasiana memberi saya ruang untuk makin mendalami kegiatan tulis menulis dan literasi ini. Banyak hal saya pelajari di Kompasiana karena saya juga suka belajar. Banyak penulis hebat di Kompasiana. Saya bersyukur mengenal mereka semua.