Lihat ke Halaman Asli

Ari Budiyanti

TERVERIFIKASI

Lehrerin

Perihal Senyum yang Terkulum

Diperbarui: 14 Agustus 2023   22:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi pixabay.com

Saat senja meremang dalam balutan sunyi yang gelap. Tak ada suara katak atau jengkerik meramaikannya. Hanya senyap. Sesekali memang ada gemericik air memberi sedikit ramai. Kadang ada pula suara kendaraan bermotor yang melewati jalan dekat perumahan tempat aku menetap kini. 

Dalam keadaan yang demikian seringkali muncul berkelebat dalam ingatan akan banyak kisah. Kemudian terkenang memberi senyum pada diri yang sedang dikelilingi sunyi. 

Senyum yang terkulum tersembunyi di hati. Senyum saat aku sendiri mengingat segala memori. Sekilas amarah yang sempat terkuak bukan karena benci tapi peduli. Segala tingkah yang tak pernah ada habus-habisnya. Mengikis emosi yang tak berbatas reda.

Meski demikian aku selalu tulus mengasihi mereka. Dalam segala suasana batin yang kadang sepi dan kadang diramaikan oleh mereka dalam segala tingkah yang tak terperi. Sungguh semuanya membuatku tersenyum pada akhir hari. 

Bila dan hanya bila segala kisah bersama mereka berkelebatan, berkejaran ingin bersembunyi di sudut hati. Tak mau terlupakan oleh masa yang berlalu. Tak mau tersingkir oleh segala keadaan yang lainnya. 

Ini hanya sekelumit kisah tentang senyum di penghujung hari.

..

Written by Ari Budiyanti

14  Agustus 2023

23-2.597

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline