Bu Siska Artati, mengapa Beliau? Sejak kapan kami terasa dekat satu sama lain dalam relasi berkaitan dengan edukasi dan literasi? Perkenalan di Kompasiana sungguh kesempatan yang sangat berarti.
Ada dorongan khusus dari hati saya untuk menulis tentang Bu Siska Artati. Kami memang pernah berada dalam 1 group/komunitas yang sama, KPB sampai akhirnya saya memutuskan tidak lagu berada di group tersebut karena berbagai alasan khusus.
Meski demikian, relasi kami tak pernah putus. Bu Siska sering menghubungi saya dan tak segan-segan membantu saat saya dalam kesulitan. Tak hanya itu, Beliau juga dengan rendah hati berkenan bertanya pada saya berkaitan dengan dunia literasi.
Sebagai contoh, Bu Siska menghubungi saya berkenaan pengadaan buku-buku yang muncul di artikel saya. Ketertarikan Bu Siska di dunia edukasi sangat kental.
Beliau selain sebagai ibu rumah tangga yang mengurus segala keperluan sehari-hari, masih berkenan mengajar para siswa yang membutuhkan uluran tangannya.
Kami sering bertukar pendapat dan saling berbagi aneka kegiatan kami di rumah maupun seputar pendidikan. Tulisan-tulisan Bu Siska Artati di Kompasiana juga tak sedikit yang bernuansa kuliner. Saya yang jarang memasak jadi bisa belajar dari tulisan-tulisannya. Seru kan.
Bu Siska juga menulis kategori lainnya di Kompasiana. Teman-teman pembaca bisa cek di akun Beliau ya. Ada banyak ragam kategori tulisan. Bu Siska juga berkenan mengajak kolaborasi berkarya puisi bersama teman penulis lainnya untuk ditayangkan di akun komunitas.
Kalau ada info-info seputar dunia penulisan, Bu Siska sering sekali memberitahukannya pada saya. Bahkan aneka event di Kompasiana juga Beliau beritahukan pada saya. Bu Siska mengenali saya yang suka menulis di aneka event komunitas.
Demikianlah memang seharusnya sebuah relasi persahabatan antar penulis perempuan. Saling berbagi informasi dan juga saling memotivasi. Sesekali saling menolong. Begitulah seharusnya hidup yang memberi arti.
Saya ingat sekali ketika saya bercerita ke Beliau tentang kesulitan saya mengakses sebuah pesan suara. Saya yang gaptek ini jadi kesulitan memahami pesan suara yang diberikan rekan-rekan saya. Dengan sigap Bu Siska segera menolong saya. Artikel berkaitan dengan pesan suara juga segera diberikan untuk menolong saya. Keren kan.
Kalau Anda punya pengalaman apa berkaitan dengan Bu Siska Artati? Menjadi penulis perempuan tak hanya perlu kemampuan menulis, namun kesanggupan mengapresiasi karya sesama adalah hal penting lainnya yang perlu dikembangkan. Itulah yang saya lihat dari diri Bu Siska Artati.