"Awas diabetes" kata seorang teman pada saya ketika melihat foto coklat yang saya kirim padanya. "Makannya, bareng anak-anak juga koq" jawab saya spontan. Setelah itu ada tawa lega di antara kami.
Jujur ya, saya sebenarnya belum terpikir sebelumnya untuk menghabiskan coklat itu bersama anak-anak. Jawaban itu spontan saya berikan pada teman. Just it. Tapi saya malah jadi berpikir lanjut, ide berbagi coklat dengan anak-anak bagus juga.
Valentine's day yang lalu memang membuat saya seringkali seperti "panen" coklat. Tak mungkin pula saya menghabiskan semua coklat itu sendiri. Saya sempat menanyakan pada beberapa anak apakah mereka juga mendapat coklat dari orang tua mereka.
Sebagian besar anak menjawab tidak. Memang Valentine's Day tidak dirayakan oleh semua orang. Hanya sebagian dari orang-orang yang merayakannya. Saya juga tidak ingin mereka tidak tahu sama sekali apa itu Valentine's Day yang selalu viral pada tanggal 14 Februari.
Saya tanya pada mereka apa boleh makan coklat? Menurut mereka, diijinkan pula oleh orang tuanya asal tidak banyak-banyak. Akhirnya coklat yang saya dapat pun dibagi-bagi. Setiap anak mendapat satu keping coklat, bukan satu batang coklat ya. Tidak banyak kan?
Setelah saya hitung jumlah batang coklat yang saya dapat cukup untuk semua anak. Masing-masing dapat 1 keping coklat. Satu batang coklat terdiri dari 6 keping coklat yang disatukan.
Seru juga memakan coklat bersama mereka. Meski tentu saja saya jadi hanya kebagian sedikit saja tapi kebahagiaan berbagi dengan mereka ternyata lebih membahagiakan. Saya ingatkan mereka untuk menyikat gigi di rumah setelah makan coklat.
Ingat, tidak boleh memberi banyak coklat pada anak, karena bernahaya bagi kesehatan mereka jika berlebihan. Bisa memicu diabetes juga ya apalagi jika tidak terkontrol.
Saya juga membeli wafer coklat untuk diberikan pada teman-teman guru di sekolah. Sebenarnya saya hanya ingin berbagi kebahagiaan saja. Tidak lebih. Saya menjelaskan pada mereka bahwa sebenarnya Valentine's Day bisa dirayakan setiap hari.
Menunjukkan kasih sayang bisa dilakukan dalam keseharian mereka tidak hanya dalam bentuk coklat pada waktu hari Valentine saja. Ini hanya simbol yang diperingati banyak orang. Tidak ada kewajiban memberi coklat, dan sebagainya.
Saya juga mengajarkan pada mereka untuk menunjukkan kasih sayang pada orang tua mereka dengan membuat kartu ucapan berhiaskan bunga dari kertas krep. Mereka menyukai ketika ada kesempatan memberi pada orang tua yang sangat mereka kasihi.