Lihat ke Halaman Asli

Ari Budiyanti

TERVERIFIKASI

Lehrerin

Menatap Langit

Diperbarui: 4 September 2022   18:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Puisi Pixabay.com

Ku menengadah
Lagi
Ku menatap langit
Menaikan segala pinta
Dalam doa menjelma
Bisakah ku mencinta
Dengan cara yang beda
Merelakan dia
Dengan yang lainnya

Itu pedih
Katanya cinta tak harus memiliki
Namun perih
Mengapa boleh merasa
Jika akhirnya harus rela
Membiarkan terbangnya asa
Meski dia ada
Meski dia menyapa
Namun sekali lagi
Itu hanya ilusi cinta

Patah lagi
Hatiku merana lagi
Jiwaku gundah kembali
Laraku merajai
Di lubuk sanubari
Aku merintih
Menahan getir nan perih
Hanya karena sebuah rasa yang tersembunyi dan tak bisa lagi membersamai

Ku menatap langit
Dan hujan luruh membasahi
Wajahku tak nampak penuh linangan air mata yang menyatu dengan derai hujan
Kau memberikanku secercah rasa untuk kemudian harus kuhempaskan sendiri

Aku kembali patah

..

Written by Ari Budiyanti
#PuisiHatiAriBudiyanti
#PuisiBaruAri
4 September 2022

5-2.274

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline