Lihat ke Halaman Asli

Ari Budiyanti

TERVERIFIKASI

Lehrerin

Kebaikan dalam Senyuman dan Sapaan

Diperbarui: 23 Juli 2022   07:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi artikel : pixabay.com

Menjadi guru adalah sebuah pilihan profesi dalam kehidupan bagi saya. Ada banyak kisah inspiratif dibalik cerita yang penuh lika-liku suka dan duka. Namun pada dasarnya semua memberi akhir bahagia di hati.

Mengapa bisa demikian? 

Menjadi guru bagi saya adalah sebuah kesempatan yang memberi peluang sebanyak-banyaknya dalam menabur kebaikan bagi sesama. Bahkan bagi mereka yang tidak selalu bisa membalasnya. Bukankah itu hal yang indah?

Berbuat baik jika dilakukan pada orang yang mampu membalasnya pada kita itu hal yang biasa. Semua orang bisa melakukannya. Berbuat baik pada orang-orang yang tidak mampu membalasnya, adalah hal yang luar biasa. Di sinilah letak kebaikan tanpa pamrih itu. 

Maka jika ada kesempatan untuk berbuat baik, berbuat baiklah. Jangan terlalu hitung menghitung untung dan rugi. Bukankah ada Mata Ilahi yang selalu melihat kita di tempat yang tersembunyi. Iya di tempat yang maha tinggi. 

Kembali pada kisah inspiratif sebagai guru, dalam hal ini guru SD kelas kecil yang mengajar kelas 1 sampai 3. Ada kebahagiaan dalam hati saya saat menyapa murid-murid dengan senyun ceria.

Sekarang dengan prokes (protokol kesehatan) yang ketat, kami semua menggunakan masker di sekolah sehingga senyuman tak bisa tampak di balik masker yang kami pakai. 

Namun suara yang dipenuhi keceriaan dan kebahagiaan tulus dari hati akan menyentuh hati para murid yang masih imut-imut itu. Usia sangat belia yang masih ekspresif dalam mengungkapkan isi hati. Jika senang akan meluap-luap dengan bahagia, jika sedih dan marah pun mereka ungkapkan terang-terangan tanpa menutupinya.

Bagitulah anak-anak. Banyak orang bilang jiwa mereka masih murni. Tidak tertutupi oleh kemunafikan atau maksud tersembunyi secara khusus. Mereka seringkali selalu apa adanya.

Back to the story. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline