Saya suka sekali berpuisi. Saya sendiri tidak terlalu tahu kalau kemampuan saya merangkai diksi ternyata sangat cepat saat mood berpuisi itu datang.
Sungguh saya menyadarinya semakin jelas saat menulis puisi di Kompasiana.
Dulu waktu saya masih suka menulis diary, segala jenis tulisan pernah saya buat, di antaranya adalah isi renungan, puisi, doa, kegemaran, novel, quote, atau beberapa cerpen. Ada banyak hal saya tuangkan dalam buku harian.
Harus saya akui, karya puisi saya pertama tayang untuk umum ada di blog pribadi yang bertajuk sama dengan nama saya, Ari Budiyanti. Namun setelah berkompasiana, ternyata puisi-puisi saya bisa mengalir lebih konsisten dan cepat.
Pernah beberapa kali saya menulis sampai 5 puisi dalam sehari. Saya tak pernah menahan saat hati saya ingin berpuisi, saya ikuti saja maunya. Menulis, menulis, dan menulis puisi lagi.
Saya ambil contoh dua puisi terbaru di bulan Juli ya.
1. Puisi pertama berjudul "Satu Juli"
Selama bulan Juni ada banyak pergumulan hati yang tidak ringan, namun bisa dilalui dengan baik hingga 30 Juni 2022. Ada sebuah harapan yang saya tuangkan dalam puisi di awal Juli 2022.
Berharap bulan Juli memberi saya lebih banyak kedamaian batin dan segala pergumulan bisa saya lalui dengan baik juga. Semoga sesuia harapan saya dalam puusi Satu Juli, agar bulan Juli datang dengan membawa banyak kebaikan di hati. Tidak seberat pergumulan di bulan Juni. Iya, semoga.
2. Puisi kedua saya yang tayang bulan Juli berjudul "Di Antara Juli"
Sebenarnya maksud saya adalah selama 29 hari lagi di bulan Juli. Seperti halnya masa kanak-kanak yang ceria, bahagia tanpa iri dengki atau prasangka, itu harapan dan doa dalam puisi ini.