Lihat ke Halaman Asli

Ari Budiyanti

TERVERIFIKASI

Lehrerin

Earth Hour dan Kisah Puisiku

Diperbarui: 27 Maret 2022   01:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber foto facebook Kementrian Desa

Tanggal 26 Maret 2022, saya membuka media sosial dan mendapati ada info menarik tentang Earth Hour yang diunggah di facebook Kementrian Desa. Saya menyukai postingan tersebut dan ikut membagikannya di facebook saya.

Sebuah gerakan nyata mencintai bumi dengan cara mematikan lampu di malam hari selama 60 menit atau 1 jam pada waktu yang telah ditentukan. Ini adalah usaha sederhana dari setiap kita, insan penghuni dunia untuk mengurangi emisi karbon secara merata di seluruh belahan bumi.

Apakah Anda ikut terlibat melakukannya? Earth hour ini tak hanya dianjurkan untuk dilakukan di Indonesia saja namun ajakan untuk semua warga dunia. Saya memang ada rencana ingin membuat puisi tentang Earth Hour. Namun karena kesibukan pekerjaan, niat tersebut tidak bisa dilakukan sesegera mungkin.

Di malam harinya. tetiba saya mendapatkan pesan pribadi di HP saya dari seorang kawan penulis. Beliau menyampaikan pada saya permintaan tolong untuk dibuatkan sebuah puisi bertema Earth Hour. Wah, gayung bersambut.

Rencana membuat puisi tentang Earth Hour tercapai. Saya pun menulis puisi tentang pelaksanaan Earth Hour dan usaha kita terlibat dalam program ini. Ternyata teman penulis menyukainya dan berkenan menerima puisi karya saya tersebut.

Bahkan yang lebih menarik lagi, puisi tersebut dibacakannya dalam sebuah acara di kantornya. Ini sebuah kebahagiaam tersendiri buat saya. Bukan hanya itu, ada "fee" untuk 1 puisi yang saya buat itu. Saya jujur kaget. Saya tidak menyangka. 

Jumlah "fee" juga terbilang besar. Tentunya pasti lebih besar dari nilai K-Rewards Februari yang saya dapat.

Iya, itu kemurahan hati teman saya. Satu puisi saya mendapat apresiasi luar biasa. Tak hanya dibacakan di kegiatan kantornya, juga mendapatkan fee khusus. Ini pengalaman pertama yang menarik buat saya.

Kami sudah lama tidak saling menghubungi tapi beliau ingat kalau saya aktif menulis puisi sehingga minta pada saya untuk dibuatkan puisi. Sepertinya ini hal sederhana namun buat saya ini istimewa.

Sebuah penguatan buat saya dalam berpuisi. Keep writing your poems. People read and remember it.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline