Lihat ke Halaman Asli

Ari Budiyanti

TERVERIFIKASI

Lehrerin

Puisi Elpiji Hati

Diperbarui: 5 Januari 2022   08:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumbet foto: kompas.com

Suatu kali aku diam di dapur
Menatap curiga panci berisi air penuh
Dingin tanpa ada kehangatan di sana
Ah ini menjadi sebuah pertanda sederhana

Iya, elpiji habis sudah
Tak bisa merebus air apalagi memasak makanan
Lalu bagaimana
Mengapa tabung gas tak segera diisi
Agar dapur beroperasi kembali
Dengan kepulan asap seperti biasa
Pertanda ada air matang dan masakan siap santap

Namun
Kata Ibu
Uang tak cukup
Harga elpiji naik
Tak cukup uang untuk memasak lagi
Tak bisakah membeli masakan jadi

Lebih mahal
Efek elpiji naik harga
Lalu bagaimana sekarang
Apakah makan pun harus jarang-jarang
Entahlah

Kata Ibu
Kita berhematlah sekarang
Makan satu kali sehari
Atau kita beli elpiji
Gunakan seperlunya saja
Jangan sampai keperluan dapur meradang
Hanya karena harga elpiji yang naik lagi

Perbincangan hati sore ini
Apakah aku hanya perlu makan nasi
Untuk mengobati lapar perut
Kubuka rice cooker
Namun
Hampa
Kutanya Ibu
Kata Ibu
Tadi pagi beras habis

Jadi
Apakah kita tak makan hari ini Ibu?

.....
Written by Ari Budiyanti
#PuisiHatiAriBudiyanti
4 Januari 2022

6-1.952

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline