Hai Diary
Ini karyaku ke 1.701 di Kompasiana. Aku menuliskannya dengan berlinang air mata. Jujur aku lelah. Bukan karena ide-ide di kepala tiada lagi namun karena beban selama pembelajaran daring ini. Ternyata kepalaku tak cukup kuat.
Hai Diary
Aku kemarin menulis puisi yang sangat melankolis. Meskipun tidak mendapat label dari editor sebagai artikel pilihan, namun admin masih menyematkan label tambahan di bagian bawah, tag sebagai puisi religi. Iya tulisan itu berdasarkan kondisiku yang sedang rindu pada Sang Maha Kuasa.
Sudah baca? Judulnya Rindu Pelukan Damai Ilahi. Baca di sini ya.
Diary, mungkin karena banyak kata seruan pada Tuhan ya sehingga digolongkan puisi religi. Entahlah. Aku pun tak tahu Diary. Mungkin benar kata seorang Kompasianer Senior, kalau mau puisinya dilabel terus, harus menulis puisi setelah dapat centang biru. Masuk akal juga sih Diary.
Sayang sekali rekan-rekan yang sudah dapat centang biru namun kemudian malah berhenti menulis. Padahal kalau menulis sudah auto label biru. Kalau aku dapat centang biru, pasti akan lebih rajin lagi berpuisi. Karena ga pakai cemas-cemas lagi. Pasti dilabel tentunya. Tapi itu kembali ke masing-masing pribadi ya. Sah-sah saja mau berhenti menulis kapanpun.
Oya Diary, beberapa hari lalu ada kejadian ya. Puisiku udah kutayangkan tapi tidak muncul. Aku sampai minta bantuan rekan-rekan di group WA. Jangan-jangan ada eror di akunku. Ternyata benar puisi itu belum tayang. Apakah eror di Kompasiana atau eror padaku yang terlupa pencet tombol publish/tayang?
Ternyata 1 jam kemudian puisiku itu tayang. Geli saja. Apa iya puisiku dikarantina tanpa pemberitahuan? Lucu ya. Masa ada puisi dikarantina. Atau pas tayang puisi bertepatan ada eror system di Kompasiana? Entahlah.
Akhir-akhir ini semakin malas bertanya sama admin Kompasiana sejak pesan-pesanku di WA admin hanya berstatus read, atau dua centang biru, without any reply.
Tapi kemaren karena kesal dan heran akunku tidak jua berubah statistiknya, angka jumlah artikel tidak berubah, padahal tiap hari aku menulis, kucoba hubungi admin lagi. Pikirku nothing to lose. Dijawab ya syukur, ga dijawab ya sampun (sudah). Eh ternyata dijawab sama admin. Katanya ada perbaruan sistem database.
Kaget loh admin ternyata mau balas pesanku lagi dengan nomor WA yang sama. Padahal ya kalau aku kirim pertanyaan ke admin selama ini selalu menggunakan bahasa yang santun. Tapi entah mengapa sering hanya dua centang biru tanpa balasan.
Makanya pas kemaren dibalas pesanku, sueneng banget. Keep the goodness ya admin K. Ada baiknya pertanyaan kompasianer dijawab ya sehingga mereka merasa dikompasianerkan alias diperhatikan.