Lihat ke Halaman Asli

Ari Budiyanti

TERVERIFIKASI

Lehrerin

Pujangga yang Telah Mati Rasa

Diperbarui: 7 Juli 2021   12:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber foto: Wallace Chuck dari Pexels via m.Liputan6.com

Ini bukan tentang rasa yang dikecap lidah, apakah manis, pahit, asam, pun asin
Juga bukan tentang rasa sakit karena deraan perih tersebab jatuh di jalan.
Namun tentang rasa yang menguasai hati insan pada umumnya.

Ada yang janggal saat ku memeriksa.
Bukan dengan stetostoskop untuk detak jantung. Pun bukan dengan termometer untuk suhu badan. Namun dengan sebuah cinta yang berhias rindu.

Ternyata dia tak punya itu lagj. Kini diksi-diksi dalam larik puisinya telah menjadi hambar. Karena tak ada jiwa dalam bait-baitnya. Apakah benar bisa demikian?

Si pujangga yang hatinya telah lama mati rasa. Hanya bisa menuliskan deretan kata-kata yang mungkin membosankan pembaca. Ataukah menarik simpati padanya? Bagaimana denganmu?

Apakah cinta telah lama menjauhimu hai Pujangga? Apakah rindu telah menghasut bulan dan bintang agar menyembunyikannya? Entah. Aku pun tak memahami ini.

Adakah yang bisa menolong Sang Pujangga yang kini telah mati rasa?
Adakah sentuhan lembut menyapa hatinya dalam bisik rindu?
Mungkinkah cinta kembali mengisi relung-relung jiwanya agar ada bahagia terlukis dalam karya puisinya.

...
Written by Ari Budiyanti
#PuisiHatiAriBudiyanti
6 Juli 2021

Karya ke-1638

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline