Pandemi sudah melanda negri lebih dari satu tahun. Ini adalah Lebaran kedua di tengah pandemi. Tahun lalu sudah belajar merasakan Lebaran yang terbatas. Terbatas dalam hal saling mengunjungi sanak saudara dan handai taulan. Ternyata tahun ini pun masih sama.
Keluarga dari jauh terpaksa tidak mudik karena selain ada larangan mudik, pandemi masih juga terjadi di negri tercinta. Rindu pada sanak keluarga pasti ada. Kondisi yang harus dijalani dengan tabah dan kuat untuk sementara ini.
Ada banyak kenangan di tahun-tahun sebelum pandemi kala lebaran. Terutama keluarga besar saya. Mereka semua akan mengusahakan mudik dan mengunjungi Ibu di kampung halaman. Tahun ini keluarga kakak saya tidak bisa mudik karena di luar kota yang jauh dari desa.
Sama halnya dengan tahun lalu, silaturahmi dilakukan melalui video call atau telepon menggunakan video dengan aplikasi whatsaap. Syukur kepada Tuhan dengan adanya teknologi yang mendukung dan mempermudah komunikasi jarak jauh. Mungkin terasa beda, namun setidaknya ada bahagia dan terobati rindu pada keluarga di rumah.
Saat saya menuliskan artikel ini, menggema suara takbir dari masjid dekat rumah. Suara kembang api juga menggema di sepanjang malam. Suara gegap gempita merayakan lebaran yang telah tiba. Ada sedikit prihatin dalam hati mendengar deru sepeda motor yang hilir mudik cukup banyak lewat depan toko Ibu saya.
Saya tidak berhak menghakimi siapapun. Hanya saja saya merasa meskipun pandemi namun jalanan tetap juga ramai hilir mudik kendaraan bermotor dan mobil. Saya memang tidak tahu tujuan mereka naik sepeda motor di jalan utama kampung kami. Semoga mereka semua tetap sehat selalu.
Bagaimanapun memang kita masih harus berusaha menahan diri dan menghindari kerumunan. Protokol kesehatan harus tetap diterapkan. Penggunaan masker jika bepergian harus tetap dilakukan. Rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir juga harus diterapkan.
Kalau seandainya harus bepergian, bawalah hand sanitizer atau tisu basah untuk menjaga kebersihan kita sendiri. Marilah mulai dari diri kita menjaga diri masing-masing. Mencegah pandemi berkembang. Ikuti program vaksinasi yang sudah difasilitasi oleh pemerintah.
Besar harapan saya agar pada tahun-tahun sesudah ini tidak ada lagi pandemi. Dengan semikian kita lebih leluasa bepergian seperti dulu lagi. Amin. Tidak ada salahnya berharap baik dan berdoa untuk negri. Jika tahun ini kita masih harus menahan rindu bertemu handai taulan, marilah kita tabah bersama.
Di akhir tulisan sederhana ini tertitip pesan untuk semua pembaca yang merayakan Idul Fitri. Selamat Hari Raya Idul Fitri. Mohon maaf lahir dan batin. Semoga senantiasa dilimpahi kesehatan dan kesejahteraan dari Tuhan. Semoga pandemi segera pergi dari bumi tercinta.
Dalam segala keadaan, marilah kita tetap berusaha kembangkan rasa syukur dalam diri. Meski kondisi ini sulit dan berat namun janganlah patah semangat. Tetaplah menjadi pribadi-pribadi yang kuat.