Lihat ke Halaman Asli

Ari Budiyanti

TERVERIFIKASI

Lehrerin

Lupakan Luka dan Menulislah

Diperbarui: 23 Maret 2021   22:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber foto: istockphoto.com

Ketika kehidupan berputar pada bentangan masa
Semua menjadi misteri yang terutup tabir
Akan ada waktuya terbuka untuk dipahami dan menjadi buah bibir
Namun mungkin selamanya menjadi sebuah rahasia Sang Pencipta

Bila dalam satu titik di perjalanan
Ada sebuah luka yang membekas karena perkataan
Pun hujaman perih oleh tindakan tak terlupakan
Menorehkan sedalam-dalamnya di batin insan

Apakah bisa dilakukan untuk membebat perih
Sementara hidup harus dilanjutkan
Sehingga sebuah nasihat tersampaikan
Menulislah untuk melupakan luka dan pedih

Namun muncul tanya di kedalaman sanubari
Mampukah kini jemariku menulis lagi
Bila lukisan luka ternyata lebih banyak menghias hati
Mungkinkah melepaskan diri dari belenggu nyeri

Seandainya setiap luka tersalin menjadi untaian aksara
Pun kepedihan yang mengiringi berganti lantunan lagu merdu
Juga kepahitan karenanya berubah menjadi rangkaian bait puisi jiwa
Mungkin saat itu aku telah berhasil menulis untuk melupakan luka

....
Written by Ari Budiyanti
#PuisiHatiAriBudiyanti
23 Maret 2021

Artikel ke 1426

Terinspirasi 1 kalimat Daeng Khrisna Pabichara dalam percakapan di WAG




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline