Lihat ke Halaman Asli

Ari Budiyanti

TERVERIFIKASI

Lehrerin

Tirai Rindu di Balik Puisi

Diperbarui: 15 Februari 2021   21:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber foto: pixabay.com

Aku tersenyum simpul membaca larik-larik puisi yang kautuliskan dengan indahnya
Seolah aku tak ada kesempatam menyejajarkan langkahku denganmu
Kau berjalan begitu cepat dengan rangkaian aksara yang melantun manis dan menyentuh hati para pembaca
Sementara aku hanya bisa terdiam mengagumi dalam bait-bait puisiku yang sederhana itu

Tak bisa kupungkiri aku merasakan setiap tetes rindu yang berjatuhan dari kata demi kata
Juga sederet musik nurani penuh keinginan bertemu entah siapa yang tak kutahu meski kuharap itu aku
Dibalik puisi-puisimu yang menyentuh setiap rasa
Aku mendapati ada segenggam pilu nan tersembunyi rapi dalam genggaman nuranimu

Hai Pujangga yang sedang merindu entah siapa
Aku hanya bisa menaikkan doa-doa mengiringimu
Agar ada banyak penghiburan memenuhi jiwa
Bila memang sesak itu tak tertahankan maka tuangkan dalam bait-bait sendu

Tak perlu merasa malu pada nyatanya rasamu
Jika memang kepedihan sedang menyelimuti pikiran dan ingatan
Kenangan yang manis tidak selalu memberikan penghiburan
Namun bait-bait puisi mampu melepaskan segala penat karena rindu

Aku bisa merasakan kau sedang menjadikan puisi-puisimu sebagai tirai rindu
...

Written by Ari Budiyanti
#PuisiHatiAriBudiyanti
15 Februari 2021

Artikel ke 1348

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline