Lihat ke Halaman Asli

Ari Budiyanti

TERVERIFIKASI

Lehrerin

Jemari yang Selalu Ingin Menulis

Diperbarui: 16 Oktober 2021   17:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber foto pixabay.com

Kukira aku cukup kuat menerima kehilangan
Saat semua yang indah pernah lekat di genggaman
Namun dalam sekejap sejumput manisnya terenggut
Musnah tak berbekas akankah aku merengut

Aku pernah katakan pada diri
Bahwa aku tak akan berhenti
Menorehkan kata di sini
Sebuah catatan jejak literasi hati

Namun aku tersadar
Ada masa aku seperti tertampar
Oleh janji yang pernah kulempar
Meski pada diri saja seolah semangat terkapar

Saat kehilangan menjadi seperti penghalang
Rajutan di hati seolah terurai menghilang
Bahwa jemari dan hati ini seolah tak mau lagi berpaduan
Karena semangat menulisku menjadi seolah lenyap di hadapan

Aku tersenyum getir dalam hati
Ternyata aku bukan seorang yang kuat nurani
Saat berita kepergian membuat hasrat menulisku seolah ikut terbang
Namun kuingat sebuah ketetapan hati dan mata mengarahkan pandang

Kau hanya boleh berhenti berpuisi saat jemari tak bisa meraih pena
Saat hati lupa cara menginspirasi
Atau kala mentari, bulan dan bintang tak nampak mata
Bahwa saat kau berada bersama Penciptamu dalam kekekalan ilahi

Maka aku putuskan di senja mendung ini
Bahwa aku akan mencoba terus menulis lagi

...
Written by Ari Budiyanti
#PuisiHatiAriBudiyanti
6 Februari 2021

Artikel ke 1326

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline