Ada kategori baru di Kompasiana. Kategori Lyfe. Saya pertama melihat dari postingan sahabat saya di IG, mbak Ayu Diahastuti. Langsung saya meluncur ke Kompasiana dan cek kategori tersebut.
Menariknya, pada kategori Life ini, ada kolom Diary. Diary langsung menjadi incaran pertama untuk saya tulis.
Diary dalam pengetahuan saya adalah selalu berkaitan dengan buku, tepatnya buku harian atau diary book. Ini yang langsung terlintas di kepala saya.
Meskipun diary ini bisa saja diisi dengan catatan harian lain-lain, namun entah mengapa buat saya selalu terpikir tentang curahan hati. Saya sudah terbiasa menulis di buku harian sejak SMP.
Hampir di setiap ulang tahun, saya mendapatkan buku harian sebagai hadiah dari teman-teman saya. Kira-kira masih terus berlangsung sampai saya kuliah. Kadang jika saya jalan ke toko buku, melihat diary book yang bagus, saya beli juga.
Kehilangan buku harian juga pernah saya alami. Kalau buku harian kosong, tidak masalah. Tapi buku harian yang hilang milik saya berisi penuh dengan catatan curhat saya. Sampai hari ini saya tidak tahu, bagaimana buku itu bisa hilang.
Hal-hal yang saya tulis dalam buku harian antara lain:
1. Renungan Firman Tuhan
2. Catatan pokok doa
3. Agenda belajar
4. Catatan lagu
5. Catatan quote
6. Catatan ucapan Natal
7. Catatan hati
8. Rangkuman buku
9. Puisi
10. Catatan kegiatan
Itu 10 hal yang saya ingat saat ini. Buku harian membantu saya mengingat begitu banyak sejarah dalam kehidupan saya. Seorang pelupa seperti saya selalu butuh pengingat dalam bentuk tulisan.
Kebiasaan saya menulis di buku harian sejak SMP mungkin membuat saya terbiasa mencurahkan isi hati dalam bentuk tulisan. Ini alasan saya dengan mudah menuangkan ide di kepala. Saya sudah terbiasa menulis sejak SMP.
Bahkan buku-buku harian masih saya simpan hingga sekarang. Ada banyak tersimpan di rumah. Buku harian memberikan saya peluang untuk mencurahkan isi hati. Ini bisa mengurangi stress yang kadang saya hadapi.