Lihat ke Halaman Asli

Ari Budiyanti

TERVERIFIKASI

Lehrerin

Setelah Masker Menjadi Tren 2020, Akankah Face Shield Menjadi Tren 2021?

Diperbarui: 6 Januari 2021   06:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: N95 Medical Supplies via rollingstone.com

 Tebak-tebakan tren 2021? Ini berat. Mungkin lebih berat dari menahan rindu. Masa iya? Iya, buat saya yang tidak terlalu mengikuti perkembangan fesyen. Apalagi kala pandemi begini. Tapi tidak apa ya kalau main tebak-tebakan tren 2021. Siapa tahu bener. Namanya juga tebakan. 

Prediksi Tren 2021 ala Ari Budiyanti adalah face shield. Ada alasan khusus mengapa saya pilih ini. Beberapa waktu lalu saya semoat melihat televisi. Ada acara live music dan sedikit talk show. Dalam acara tersebut, adik saya menunjukkan sorang selebritis yang menggunakan face shield dengan model unik.

Pada umumnya face shield atau pelindung wajah dikenakan menutup bagian dahi ke bawah hingga dagu. Setidaknya setengah dahi ke bawah. Namun satu   face shield  yang saya lihat berbeda dan unik. Pelindung wajah menutupi bagian sejajar dengan alis mata ke bawah. 

Uniknya lagi, ada bagian yang menggembung di bagian depan wajah. Jadi tidak seperti face shield pada umumnya yang cenderung datar dan rata. Mungkin nantinya akan muncul aneka face shield dengan model baru. Why not?

Mengaca dari pengalaman tahun lalu, tahun 2020 ketika pandemi mulai merambah Indonesia. Ingatkah Anda akan masker yang langka? Susah sekali mencari masker di pertokoan. Semua menjadi seperti ditelan bumi. Saya sempat ikut kalut dan hampir saja membeli masker yang dijual dengan harga mahal.

Sampai akhirnya ada yang memperkenalkan masker kain. Kakak ipar saya juga ikut menjual masker kain. Saya sempat membeli beberapa untuk persediaan. Maskernya masih tergolong sedrhana tapi nyaman digunakan. 

Selanjutnya saya melihat aneka masker kain karya EMPU dari facebook mbak Leya Cattleya. Jujur saya suka sekali dengan design, corak, warna dan jenis kain yang digunakan untuk membuat masker.

Dokprl. Koleksi masker kain milik penulis karya Empu

Masker kain yang saya punya memang cukup banyak. Maksudnya sekalian untuk ikuti fesyen terbaru tahun lalu. Apalagi tahun lalu masih ada kebijakan kerja dari kantor meski bergabtian dan terjadwal.

Dokpri 2020

Pada waktu saya mengenakan baju biru, saya akan mengenakan masker warna biru. Masker kain ini juga menggunakan pewarna alam dengan indigofera pada teknik shibori. 

Dokpri 2020

Ada kalanya saya mengenakan baju batik merah, maka saya akan mengenakan masker wajah yang senada.

Masker Batik. Dokpri2020

Namun kadang saya juga memadukan batik merah dengan masker batik lainnya. Pada foto di atas, masker batik juga menggunakan pewarna alam dengan bahan pewarna mangrove waste.

Keren ya. Data-data mengenai bahan alam dan tekhnik pembuatan masker saya dapatkan dari mbak Leya Cattleya. Salah satu Kompasianer panutan saya dan juga sahabat saya.

Foto-foto di atas adalah beberapa koleksi foto saya saat masih ada kesempatan bekerja dari kantor atau sekolah. Sekarang kebijakan di kota tempat saya tinggal harus full work from home atau kerja dari rumah sepenuhnya. 

Masker-masker wajah tersebut masih berfungsi dan selalu saya gunakan. Bahkan ketika ada keperluan mendesak bepergian naik mobil pribadi milik kakak, masker masih pun bisa tetap digunakan.

Dokpri 2021

Masker di atas dibuat dengan cara eco print menggunakan daun jati. Sistem eco print pounding (dipukul dengan palu).
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline