Lihat ke Halaman Asli

Ari Budiyanti

TERVERIFIKASI

Lehrerin

Teruslah Berdoa dan Berusaha! Sebuah Penyemangat Sepanjang Usia dari Mama

Diperbarui: 22 Desember 2020   12:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto penulis bersama Ibu. Dokpri

Hari ini, 22 Desember 2020 diperingati sebagia Hari Ibu di Indonesia. Saya melihat banyak sekali unggahan di media sosial mengenai ucapan Selamat Hari Ibu. Foto-foto bersama Ibu bertebaran dengan berbagai doa dan ucapan inspiratif.

Isi unggahan tersebut bermacam-macam. Berterimakasih atas jasa-jasa Ibu dan juga sekaligus meminta maaf jika masih belum bisa membahagiakan Ibu. Saya juga sama. Saya mengunggah foto berdua dengan Ibu saya pagi ini di media sosial saya, baik facebook maupun instagram.

Ibu yang selalu saya panggil Mama, adalah sosok inspiratif sepanjang usia saya. Dalam event sebelumnya yang diadakan Kompasiana bersama Kemendikbud, saya juga sudah mengisahkan sosok mama yang sangat menginspirasi dalam kehidupan saya. Anda bisa baca artikel tersbut dalam link ini.

Kali ini masih sama juga, Mama adalah sosok istimewa yang Tuhan anugerahkan dalam hidup saya. Sungguh tidak tergantikan. Mama bagi saya adalah sosok inspiratif  yang selalu berpikir positif dalam menjalani kehidupan. Demikian juga, ada sangat banyak nilai moral yang mama tanamkan pada anak-anaknya termasuk pada saya.

Saya bersama mama, pagi ini. Dokpri

Masalah dalam hidup itu akan selalu ada, namun dengan terus berusaha, berjuang mengatasinya, kita bisa mengatasi masalah kita. Mama selalu mengingatkan saya untuk selalu sandar pada Tuhan. Minta pertolongan pada Tuhan dalam doa-doa saya. Tidak boleh menyerah pada keadaan, temukan solusi. Teruslah berusaha.

Ora et Labora, Berdoa dan Bekerja. Itu adalah moto hidup mama. Orang yang membenci teguran adalah dungu. Kalimat berikutnya yang saya ingat sepanjang usia saya adalah kalimat tersebut. Mama menuliskannya di bagian atas pintu kamar tidur saya dengan menggunakan kapur tulis. Dulu di masa kecil saya, pintu kamar kami dilapisi triplek yang bisa ditulis dengan kapur putih.

Teguran dalam arti suatu kepedulian pada kita. Ada kesalahan yang kita bisa perbuat, namun ada pula orang-orang yang peduli pada kita. Mereka berkenan menegur kita dan menunjukkan jalan yang benar pada kita. Oleh karena itu, kita tidak boleh membenci teguran yang positif dari orang lain. Demikian nasihat mama untuk kami.

Mama selalu menekankan pada kami untuk menjadi pejuang-pejuang kehidupan. Mama tidak suka melihat anak-anaknya larut dalam masalah dan seperti mengasihani diri sendiri. Mama mau anak-anaknya menjadi pribadi-pribadi yang tangguh dan tabah.

Mama memberikan contoh melalui keteladanan hidupnya. Sepanjang usia saya, saya melihat bagaimana mama berjuang mengatasi masalah-masalah dalam hidupnya. Mulai dari masalah ekonomi, pendidikan anak-anaknya, dan segala hal lainnya. Saya seringkali melihat mama berdoa tengah malam kalau saya terjaga dari tidur malam.

Mama menyebutkan nama anak-anaknya dalam doa-doanya. Mama tidak hanya berusaha dalam hidupnya, mama juga berdoa. Mama juga selalu mengingatkan kami untuk mencintai belajar. Belajar itu untuk diri kita sendiri, melengkapi dengan bekal ilmu.

Mama selalu bilang tidak bisa mewariskan harta benda atau kekayaan, mama hanya bisa mengusahakan pendidikan terbaik untuk anak-anaknya. Karena itu, mama juga ingin agar anak-anaknya belajar dengan antusias dan penuh cinta.

Mama adalah anugerah luar biasa bagi saya dari Tuhan Yang Maha Kasih. Saya belajar arti mengasihi dalam ketulusan dari pribadi mama. Saya belajar banyak hal baik dalam kehidupan dari mama tercinta. Maka pada Hari Ibu ini saya ingin mempersembahkan tulisan ini untuk mama tercinta, mama Mardiyah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline