Saya sangat suka bepergian ke area berhutan atau rimbun dengan pepohonan. Saya memilih menikmati udara segar di area hutan buatan. Saya belum punya cukup keberanian berpetualang ke hutan alam atau hutan liar. Di dekat tempat tinggal saya di kampung, ada beberapa tempat wisata dengan latar belakang hutan buatan.
Hutan buatan tersebut terdiri dari banyak pohon pinus. Saat menikmati area hutan ini, saya dan keluarga berbincang-bincang tema obrolan santai. Kami sungguh menikmati kebersamaan di lokasi penuh pepohonan ini. Kami juga senang karena tanpa kami sadari, pilihan tempat wisata dengan banyak pepohonan ternyata sangat bermanfaat bagi kesehatan.
Saya juga mambawa buku untuk merasakan ketenangan membaca sambil menghirup udara segar. Buku tulis dan pulpen menjadi senjata lainnya kala ide menulis muncul sewaktu-waktu. Sementara keluarga menikmati area hutan dengan cara lainnya.
Hutan merupakan jantung dunia. Ia penyedia oksigen terbesar yang sangat dibutuhkan manusia. Udara segar yang dihasilkan pepohonan terbukti sangat bermanfaat bagi kesehatan.
Selain itu, hutan liar juga dijadikan tempat berlindung satwa liar. Mereka juga adalah mahluk hidup yang membutuhkan udara segar. Sungguh, hutan amat vital bagi kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya.
Para peneliti di Jepang melakukan sebuah penelitian menarik yang melibatkan 228 orang responden. Tujuan penelitian ini ialah untuk menjelaskan pentingnya efek positif dari shinrin-yoku secara psikologi. Pada tahun 2007-2010, penelitian ini dilakukan di daerah perkotaan padat penduduk dan tempat yang berhutan atau dikelilingi pepohonan.
Shinrin-yoku merupakan sebuah metode untuk menikmati kesegaran udara di hutan. Penelitian tersebut untuk membandingkan kondisi orang-orang yang terlibat di dalam kedua tempat yang berbeda.
Ternyata orang-orang yang secara rutin melihat pemandangan alam dan berada di area berhutan selama 15 menit per hari menunjukkan kondisi kesehatan yang secara signifikan jauh lebih baik daripada orang yang tinggal di area perkotaan tanpa pepohonan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mereka yang tinggal di sekitar tempat dengan pemandangan alam hutan ternyata pikirannya menjadi jauh lebih segar. Tingkat ketegangan yang bisa menyebabkan depresi juga jauh berkurang. Selain itu tingkat emosi marah, kebosanan, dan keraguan dalam bekerja pun berkurang.
Pada intinya, penelitian ini menghasilkan sebuah kesimpulan penting bahwa menikmati lingkungan yang berhutan atau banyak pepohonan di sekitar kita memberikan nuansa relaksasi yang mempengaruhi suasana hati kita menjadi lebih baik. Menarik, bukan?
Studi yang dilakukan di Jepang tersebut makin menguatkan kegemaran saya bepergian ke area yang memiliki banyak pepohonan. Salah satunya adalah pengalaman wisata ke Surabaya tahun lalu, saat pandemi Covid-19 belum masuk negara kita. Ibu, saya dan teman mengunjungi hutan bambu dan juga hutan mangrove di Surabaya.