Lihat ke Halaman Asli

Ari Budiyanti

TERVERIFIKASI

Lehrerin

Mengisi Liburan dengan Bermain Peran, Cara Efektif Membatasi Penggunaan Gawai

Diperbarui: 30 Mei 2020   15:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri


Liburan sekolah kali ini akan dijauhkan dari kisah wisata. Banyak keluarga yang menghabiskan waktu liburan pada umumnya untuk berwisata ke luar negri atau di are dalam negri saja. Semua kisah itu harus mau tidak mau terpaksa ditiadakan dari agenda liburan tahun ini. Kondisi yang memaksa kita mau tidak mau harus memilih stay at home atau berada di rumah aja.

Kita lebih mementingkan kesehatan dan kebaikan bersama dibandingkan kesenangan sesaat karena berwisata dengan menanggung resiko pada kesehatan kita, bukan? Bagaimana pendapat Anda? Masalahnya liburan sekolah itu bukan satu atau dua hari saja ya. Bisa berminggu-minggu. Selesai semua proses belajar mengajar tahun ajaran 2019-2020 akan ada libur sekolah sekitar 4 minggu.

Empat minggu atau setara dengan 1 bulan itu lama loh, kalau harus hanya berdiam diri di rumah. Bagaimana ya mengatasi mood anak-anak selama liburan selama itu ya. Dalam artikel-artikel sebelumnya, setidaknya sudah ada 8 ide aktivitas yang saya bagikan untuk menolong orang tua memilih dengan bijak kegiatan yang bermanfaat bagi anak-anak.

Gawai memang pilihan menarik dan tidak mungkin tertolak oleh anak-anak. Boleh-boleh saja bermain gawai, bukan? Hanya saja dengan tetap memperhatikan penggunaan waktunya. Anak-anak perlu berbagai aktivitas yang membuat badannya selalu bergerak. Penggunaan gawai hanya sedikit sekali menunjukkan pergerakan pada badan anak. Paling banyak hanya pergerakan jemari tangan.

Kali ini saya ingin memberi sebuah kisah mengenai kegiatan bermain peran. Bermain peran dalam arti bermain drama. Karena yang sedang berada di rumah adalah dua keponakan laki-laki, tentunya bisa Anda perkirakan, permainan apa yang mereka pilih ketika bermain peran? Tentu saja yang seru-seruan, ada unsur berlarian, beberapa seruan sampai teriakan keceriaan yang membuat keadaan rumah menajdi cukup semarak.

Moses ingin jadi tentara sejak kecil. Dokpr

Kedua keponakan saya memang pernah bercita-cita menjadi tentara dan polisi. Tentu saja ini salah satu saja dari cita-cita mereka yang sering berubah-ubah. Ada kalanya mereka sangat ingin menjadi youtuber karena tertarik dengan penghasilan yang banyak. Itu sangat wajar pada usia mereka, berganti-ganti cita-cita.

Saya juga pernah bercita-cita menjadi dokter, guru, penulis, dan lain-lain. Ternyata setelah besar, saya bisa meraih dua diantaranya, menjadi guru dan juga penulis. Mungkin di suatu hari nanti, salah satu cita-cita mereka tercapai, entah itu tentara atau polisi. Kita doakan yang terbaik bagi masa depan mereka ya.

Ini kisah saya melihat mereka bermain peran sebagai tentara dan polisi. Mereka menggunakan pistol dan senapan buatan mereka sendiri dari kertas kardus bekas. Saya pernah menuliskan kisah pembuatan mainan dari kardus ini. Silakan cek di artikel saya lainnya.

Dokpri. Keseruan bermain peran

Saat mereka bermain menjadi tentara atau polisi, mereka akan membayangkan sedang dalam peperangan. Seluruh rumah sampai halaman depan dan samping, garasi, kamar akan digunakan menjadi tempat persembunyian dari musuh yang menyerang. Musuhnya hanya dalam imajinasi mereka saja.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline