Lihat ke Halaman Asli

Ari Budiyanti

TERVERIFIKASI

Lehrerin

Lebaran yang Bersahaja di Tengah Pandemi Covid-19

Diperbarui: 24 Mei 2020   12:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

 Hari ini, perayaan hari raya Idul Fitri sungguh berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Kami hanya bisa tinggal di rumah saja sesuai anjuran pemerintah. Tidak ada kunjungan ke sanak saudara dan handai taulan. 

Rindu bersua dengan mereka semua yang dekat di hati namun terpaksa dijauhkan mata. Anjuran gerakan tutup pintu benar-benar dilakukan oleh sebagian besar keluarga-keluarga di sini. Tak saya lihat adanya rombongan orang yang biasanya datang berkunjung dari rumah ke rumah berkeliling antar tetangga.

Semua memilih untuk tinggal di rumah saja. Setidaknya itu yang saya perhatikan. Seandaianya ada yang luput dari perhatian, bisa juga karena saya tetap ada di rumah, hanya memperhatikan yang terjangkau mata. Biasanya kami kalau pagi-pagi di hari Lebaran, sudah mendapat kunjungan beberapa kerabat. 

Bahkan tahun ini keluarga kakak saya yang di Bekasi tak bisa pulang kampung karena anjuran dari pemerintah untuk tidak mudik dulu. Menahan rindu itu memang berat, namun mau bagaimana lagi, itu yang terpaksa dipilih demi kebaikan bersama suatu bangsa.

Kami juga biasanya mengunjungi kerabat yang dekat. Keluarga om dan tante saya juga sudah mengatakan untuk tetap merayakan Lebaran di rumah, tidak boleh keliling ke sanak saudara. Jadi kami hanya bersilaturahmi secara online, baik melalui video call maupun melalui pesan tertulis di berbagai aplikasi seperti whatshapp, facebook dll.

Ada banyak pilihan media sosial umtuk berkomunikasi. Memang ini berasa menjauhkan yang dekat dan mendekatkan yang jauh. Maksudnya, meski secara lokasi kami dekat namun kami terpaksa saling menjauh, menjaga jarak dan tidak bertemu. Pertemuan hanya dilakukan secara online.

Kami yang jauh secara lokasi, tetap bisa merasa dekat juga melalui media online. Itulah keterbatasan yang harus kita terima pada perayaan Lebaran tahun 2020. Sebuah kenangan pertama kalinya terjadi di sepanjang sejarah hidup saya, bertemu saat lebaran hanya secara online. Saling bermaaf-maafan pun secara online. 

Meskipun demikian, makna kebersamaan dalam perayaan Idul Fitri ini tetap berjalan. Lebaran ini tetap bersahaja meski di tengah pandemic Covid-19. Keluarga dari pihak yang lebih muda saling bersua meminta maaf pada anggota keluarga yang lebih tua.

Sementara dengan rekan sebaya juga tetap saling bermaafan. Acara tahunan yang digelar bersama tema-teman SMP untuk bersilaturahmi juga tak bisa dilakukan tahun ini. Kami hanya bisa saling bermaafan melaui pesan tertulis di group kelas SMP. Tidak ada kesempatan pertemuan silaturahmi dengan teman SMP seperti tahun-tahun sebelumnya.

Hal baru lainnya yang saya rasakan di tahun 2020 ini adalah merayakan Lebaran dengan group Kompasianer Penulis Berbalas (KPB). Tahun ini kebersamaan saya rasakan sangat dekat dengan rekan-rekan penulis di Kompasiana. 

Meskipun hanya dengan berbagi pesan singkat dan aneka gambar tentang perayaan Idul Fitri melalui group, tetap saja tidak mengurangi betapa bersahajanya Lebaran tahun ini. Meski tanpa pertemuan secara langsung, namun makna silaturahmi dan saling bermaafan bukankah tetap bisa terjalin.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline