Lihat ke Halaman Asli

Ari Budiyanti

TERVERIFIKASI

Lehrerin

Jangan Biarkan Cangkir Kopi Itu Kosong

Diperbarui: 14 April 2020   22:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Photo by Ari

Berawal dari sekedar untuk sebuah bangku di ujung sana
Pun aku memesan secangkir kopi panas menemani
Menanti hadirmu yang kau pernah janjikan kala itu
Namun hingga kopi ini habis, tiada kudapati hadirmu
Kau tiada datang

Mungkinkah aku salah menerima pesanmu
Ataukah mengartikan dalam ketidakpahamanku
Bahwa kau memang tak ingin datang
Terlebih sekedar bertemu denganku
Dan kopi itu sudah tiada lagi dalam cangkirnya

Namun kukata pada diri menimbun harapan dalam emosi
Yang akhirnya kusadari itu semua ilusi
Meski terus kutuangkan lagi kopi agar cangkirku penuh
Namu tak jua mengubah nyatanya hadirmu tak pernah ada

Seberapapun aku berusaha menghabiskan isi cangkir itu
Seberapa sering pun aku mengisi penuh lagi dengan kopi
Namun hasilnya tetap masih sama
Kau tidak pernah datang

Lalu kubilang pada batin yang menanti
Jangan biarkan cangkir kopi itu kosong
Penuhilah bukan lagi dengan kopi manis untuk menemani
Namun nikmati pula pahitnya seperti halnya kehidupan itu

Penuhilah cangkir hatimu dengan cinta yang tak pernah habis
Dan rindu yang tak pernah berakhir
Bangunlah harapan pada kehidupan
Bukan pada angan kau letakkan

Iya
Ku tak akan biarkan cangkir itu kosong
Selama hidup berjalan dan dunia masih dalam putarannya
Ku kan menuang lagi isi dalam cangkir kopi itu
...

Written by Ari Budiyanti
#PuisiHatiAriBudiyanti

14 April 2020

Telah tayang  di: secangkirkopibersama.com/2020/04/jangan-biarkan-cangkir-kopi-itu-kosong.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline