Sepertinya tulang belulangku merapuh dalam derap hujaman petaka
Yang tak kutahu bagaimana ini berawal
Hanya menjalani tiap detik dalam harinya
Ternyata semakin raga melemahkan asa
Lalu sendi-sendiku seolah meradang
Entah apakah marah padaku si pemilik raga
Mungkinkah aku kurang bisa menjaga keberadaannya
Sehingga marahnya kini seolah tak mengampuniku
Desiran cemas berpadu dalam resah membahana
Ketika yang dirasa sungguh berbeda dari semula
Saat fisik terbatasi oleh segala pencetus lelah
Terampungi dalam gegap gempita masalah
Sendunya jiwa membuat perjalanan terasa memberat pikupan bebannya
Ratapan kalbu karena nyerinya membakar emosi menurun sampai titik nadir hati
Seolah asa itu sendiri menyembunyikan diri di tubir lautan
Membiarkan kesenyapan menenggelamkan harapan insan
Dalam lika-liku pergumulan
Hanya sauh kuat iman penopang harapan
Semoga segala cemas dan takut menguap bersama beban
...
Written by Ari Budiyanti
29 Maret 2020
#PuisiHatiAriBudiyanti
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H