Lihat ke Halaman Asli

Ari Budiyanti

TERVERIFIKASI

Lehrerin

Rekor Baru Tulisanku, Satu Puisi dengan Lebih dari 650 Views

Diperbarui: 2 Februari 2020   21:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi awal tahun 2020 dengan views menakjubkan buat saya. Dokumen pribadi

Malam ini saya ingin merayakan kebahagiaan dengan menuliskan pencapaian baru lagi. Menulis di Kompasiana memang memberi saya banyak kejutan manis di tahun 2019. Terima kasih Kompasiana.

Di awal tahun 2020 ini pun, tepatnya bulan ke dua dan tanggal ke dua pula, saya mendapat kejutan menarik lainnya. Saya terbiasa melihat-lihat perkembangan tulisan saya di Kompasiana. Saya scroll down karya-karya saya dan melihat adakah penambahan jumlah pembaca setidaknya asumsinya demikian saat melihat total views di setiap artikel.

Dan benar sekali, saya sempat melonjak kaget ketika pagi tadi mendapati puisi yang saya buat pada 1 Januari 2020, dan juga pas koq ya posting jam 1 siang telah menjadi satu satunya puisi saya dengan total views lebih dari 650. Saya hampir tidak percaya dan segera saya zoom layar HP saya untuk memastikan angka tersebut.

Angka views 658 pagi tadi. Dokumen pribadi

Terang saja saya terpana. Bagaimana tidak, jika puisi saya bisa mencapai angka views tersebut buat saya pribadi : It's a wow.

Puisi adalah salah satu karya artikel yang dimasukan kategori fiksiana. Dari pengalaman saya menulis puisi di Kompasiana dan saya perhatikan total viewsnya memang beragam. Tapi hanya berkisar 30 an sampai 200 an views. Di atas 100 itu sudah luar biasa bagi saya untuk karya puisi. 

Salah satu puisi saya yang terpilih jadi artikel utama saja pun tidak sampai mencapai angka views 400, sampai malam ini saja baru 358 views. Padahal sudah lebih 8 bulan. Anda bisa baca di link berikut: mematahkan-hening

Total views 358 setelah 8 bulan tayang. Dokumen pribadi

Jadi kalau malam ini saya ingin merayakan kebahagiaan saya atas pencapaian ini, boleh ya. 

Puisi dengan judul tahun-baru-mengapa-banjir-melanda, berawal dari keprihatinan saya di awal tahun baru 2020 dengan kenyataan banjir di banyak titik baik kota maupun desa di Indonesia. Wilayah yang cukup parah memang salah satunya area Jabodetabek. Foto-foto yang saya pakai untuk ilustrasi puisi pun berasal dari dokimen pribadi milik kakak saya. Jalan raya di area perumahan tempat kakak saya tinggal di Bekasi pun kebanjiran.

Sebagai seorang yang pernah mengalami berbagai peristiwa banjir dan bahkan sampai hampir terenggut nyawa saya karena banjir, tentulah saya bisa merasakan kepedihan orang-orang korban bencana banjir. Puisi ini muncul dari hati yang mendalam. Kesedihan yang luar biasa bagi bencana alam yang menimpa bangsa Indonesia. 

Tepat 2 Januari 2020 ternyata puisi ini telah mencapai jumlah views sebanyak 662. Setidaknya sampai tulisan ini saya buat.

Total views 662. Dokumen pribadi

Buat saya pribadi ini benar-benar pencapaian yang luar biasa dalam sejarah kepenulisan puisi saya di Kompasiana. 
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline