Lihat ke Halaman Asli

Ari Budiyanti

TERVERIFIKASI

Lehrerin

Cerpen | Pujangga Senja

Diperbarui: 16 Desember 2021   19:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Photo by Ari. Asmara Garden

"Astri.. dia menulis lagi tentang senja. Aku baru saja baca. Sebenernya ada apa dengan dia dan senja? Mengapa tiap kali karyanya selalu berkisar tentang senja." Entah imimkeluh kesah Rian ataukah sekedar penasaran. Astri belum cukup paham.

"Ri, apa kau tak ingin tanya langsung sama si pujangga senja itu? Biar tidak terus penasaran." Astri mencoba memberi solusi nyata untuk menjawab keresahan sahabatnya, Rian. Susah-susah amat dipikirin kalau bisa ditemukan jawabannya dengan bertanya. 

Rian menggeleng. Bertanya pada si pujangga senja? Pujangga itu biasanya kan laki-laki. Tapi ini seorang wanita. Bolehkah disebut pujangga? Rian tak tahu. Ia tak begitu dekat dengan dunia seni tulis menulis. 

Biasanya para pujangga yang sering ia dengar namanya ya lelaki. Menggunakan syair puisi untuk melukiskan cintanya pada wanita idamannya. Tapi kalau Rian otak-atik makna kata pujangga sendiri, ditemukannya arti ini.

Pujangga atau bujangga adalah sebutan bagi para pengarang hasil-hasil sastra, baik puisimaupun prosa; ahli pikir; ahli sastra.[1]. Padan kata pujangga adalah: sastrawan dan penulis.[2] 

Dia dapatkan pengertian itu dari sumber Wikipedia. Jadi, Tania memang boleh juga ya disebut sebagai pujangga. 

Tania terkenal sangat pendiam di kampus. Tak banyak bicara atau mengajak bicara. Selalu membawa peralatan tempur berupa buku tulis ukuran sedang, pensil dan bolpoin, serta notebook kecilnya. Ada kalanya Tania hanya menulis di buku catatannya. Tapi tak jarang dilihatnya berkutat dengan notebook kecilnya.

Tania selalu senang memilih tempat duduk di bawah pohon flamboyan di samping kampus. Setiap waktu senggang dia isi dengan menulis. Tulisannya didominasi puisi. Paling banyak tentang senja, hujan dan terkadang bunga bersama kupu-kupu. 

Namun Rian mendapati akhir-akhir ini, puisi Tania hanya tentang senja. Namun tak satupun puisi yang bernada ceria. Semuanya bernuansa biru, sendu, pilu atau rindu. Rian sangat menyukai puisi-puisi karya Tania. Namun ada cemas yang mengusik hatknya saat mendapati pujangga kesayangannya hanya menulis satu tema. Senja. Ada apa dengan senja?

"Rian" sebuah tepukan ringan di bahunya mengagetkan dan membuyarkan lamunannya. Lebih terkejut lagi saat didapatinya sosok pujaan hatinya ada di depan mata. Kapan datang tak disadarinya. 

"Astri bilang ada yang mau kau tanyakan padaku. Ada apa?" Sapa lembut Tania yang tetiba sudah duduk disampingnya, di bangku depan ruang praktikum Biologi Dasar. Astaga Astri bilang apa ke Tania. Batin Rian. Aduh udah ada di depan mata, apa sebaiknya kutanya pada Tania ya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline