Lihat ke Halaman Asli

Ari Budiyanti

TERVERIFIKASI

Lehrerin

Mengurai Senja dengan Air Mata

Diperbarui: 13 Januari 2020   17:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di suatu senja. Bendungan KubangKangkung. Dokumen pribadi

Di pelupuk mata telah menumpuk
Buliran bening nan basah dan syahdu
Apakah itu sisa deras hujan pagi tadi
Tak bisa menyimpan sendiri alirannya

Bukan sisa rintik hujan di sendu tatapan
Namun itu lukisan batin yang tersesak
Berbagai rasa berpadu dalam getir jiwa
Menusuk batin yang menggelora sesak

Bila masih ada nafas menghembus
Pun ada detak jantung mengirama
Tetap batin bisa menggugah nurani
Meski berteman butiran air mata

Menjaga dengan sepenuh hati
Segala perjuangan melawan dera
Yang terus menimpa setiap hari
Seolah tanpa jeda membayangi

Hingga senja tiba dalam dekapan dingin
Pun angkasa mengiringi dengan pekat
Seolah cuaca di atas sana ingin senada
Mencurah deras hujan bersama air mata

Ingin kutahan senja agar tak tiba
Supaya air mata ini tak pula tumpah
Ingin kutiup awan gelap agar tersingkap
Sehingga mentari menyinari bumi

Namun apa dayaku tak kuasa
Semua kuat itu telah miliknya
Aku hanya bisa mengurai senja
Berteman air mata dari tepian lara

Ah Senja, mengapa hadirmu
Telah sengaja mengurai air mata
Yang tak bisa kutahan lagi semua
Bersama derasnya air hujan menyapa

  ...
Written by Ari Budiyanti
13 Januari 2020

#PuisiHatiAriBudiyanti




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline