Tuhan baik. Itu yang bisa saya sampaikan untuk mengawali kisah tentang hobi mendongeng. Tentu saja jika Anda mengikuti kisah-kisah saya di Kompasiana, Anda akan mengetahui kalau hobi mendongeng ini diwariskan oleh almarhum Bapak saya.
Di sepanjang masa kecil saya, Bapak seorang yang begitu ekspresif dalam mendongeng. Di waktu menjelang tidur malam saya setiap hari Sabtu dan Minggu malam adalah waktu khusus Bapak mendongeng bagi kami anak-anaknya.
Tahukah Anda, kebiasaan Bapak dalam mendongen juga diwariskan kepada kedua kakak lelaki saya yang juga suka mendongeng kepada anak-anaknya. Bagaimana dengan saya?
Kebiasaan mendongeng sudah saya lakukan sejak lama. Saya mendongeng pada adik saya. Setelah punya keponakan kecil-kecil, saya juga sering mendongeng pada mereka. Mendongeng menjadi suatu kegemaran yang menyatu dengan diri saya.
Singkat cerita, lulus dari kuliah di salah satu Universitas ternama di Indonesia, yaitu Universitas Airlangga di Surabaya, saya mendapat kesempatan menjadi seorang guru. Sekolah tempat saya mengajar di Surabaya menggunakan bahasa pengantar Bahasa Inggris. Jadi semua pelajaran disampaikan dengan bahasa Inggris. Saya waktu itu mengajar anak-anak usia dini.
Ada satu program menarik di setiap 10 menit sebelum jam pulang sekolah. Saya sering bercerita dengan berbagai variasi. Mulai dengan membacakan buku cerita, mendongeng dengan alat peraga, hingga membuat cerita-cerita sendiri karya saya.
Anda tidak akan menyangka, terlebih saya. Ada 4 cerita karya saya yang kemudian dibukukan oleh salah satu penerbit. Ini benar-benar di.luar dugaan saya. Membayangkan saja waktu itu saya tidak pernah. Tentu saja, karena saya mendongen dalam bahasa Inggris, maka buku-buku itu pun dicetak dalam bahasa Inggris.
Empat karya tersebut sangat sederhana dan mudah dipahami anak-anak. Kisah pertama berjudul "A Liitle Duck and Llittle Cat".
Kisah persahabatan seekor anak kucing dan seekor anak bebek. Mereka bermain di tepian kolam hingga akhirnya si anak kucing terjatuh ke kolam. Si anak bebek tidak bisa membantu. Namun ada pertolongan yang datang tepat pada waktunya. Mama kucing datang mengeluarkan si anak kucing dari kolam. Itu kisah singkatnya ya.
Berikutnya kisah kedua berjudul "Three Friends". "Three Friends" ini berkisah tentang persahabatan Wolly the lamb, Biggy the bear dan Ody the owl. Owl si burung hantu, bear si beruang dan lamb si anak domba.
Berawal dari bermain petak umpet bersama, lalu salah satu dari mereka menemukan bola dan akhirmya berganti permainan. Mereka bermain bola bersama. Kisah singkat dan sederhana tentamg persahabatan anak-anak dengan dunia bermainnya.