Sedang aku menyusuri tepian jalan raya
Dengan sejuta lika-liku kehidupannya
Kadang tertemui tawa penuh gelak canda
Atau amukan amarah pada sesama
Di persimpangan lain ku tatap tangisan
Dalam bentangan lapar tanpa makanan
Lalu roda kembali berputar hingga ada
Tarian sukacita karena berlimpah harta
Sedang di sebuah sudut kota terduduk
Lelaki tua menengadah tangan mengiba
Harap seadanya belas kasih penduduk
Sambil menahan dingin yang melanda
Di tengah kota nampak gempita
Terdengar pesta pora penuh bahagia
Berlimpah makanan dengan aneka rasa
Bahkan sampai terbuang percuma
Ada suara merdu nyanyian anak jalanan
Memadu nada dengan musik sederhana
Sambil sedikit memaksa setiap insan
Yang ada tak jauh dari jangkauan suara
Di sebuah bilik pun ku lihat
Ada nenek tua sedang meratap
Menahan kelu rindu keluarga dekat
Yang tak kunjung datang menatap
Apakah lagi akan kutuliskan
Untuk menjadi bahan bacaan
Tentang aneka kisah kehidupan
Yang terkadang penuh ratapan
Namun bila ada satu terpisah
Pasti selamanya tak terlukis
Menjadi sebuah kisah
Yang tak pernah tertulis
...
Written by Ari Budiyanti
5 Januari 2020
#PuisiHatiAriBudiyanti
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H