Lihat ke Halaman Asli

Ari Budiyanti

TERVERIFIKASI

Lehrerin

Puisi | Penunggu Pagi

Diperbarui: 4 Januari 2020   09:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bunga cimplukan. Photo by Ari

Malam mencekam telah berlalu
Menyisakan pahit yang menggigit
Sebuah hati sedang menghilangkan pilu
Yang terus merenggut memberi sakit

Surya pagi yang bersinar lagi
Tiada henti memberi kehangatan
Pada semua insan yang menanti
Tak pandang apapun rasa tertahan

Kalbu menderu karena silau cahayanya
Menembus sampai relung batin
Seolah menguak segala rahasia jiwa
Menyingkapkan semua dengan rutin

Si penunggu pagi telah terbit
Membawa pesan bagi penantang jalan
Menggeser bintang dan bulan sabit
Menyingkir menjauh dari peraduan

Cahaya terangnya tak memberi ruang
Bagi batin untuk terus bersama lara
Kehangatan kasih sapanya berjuang
Mengentaskan para insan dari duka

Kala penunggu pagi itu datang
Tersingkir kini para penghalang
Terusir sudah pekat malam gelap
Berganti terang benderang menggegap

Si penunggu pagi selalu tepat waktu
Memberi harapan bagi penyandang sendu
Mematahkan hati dari segala ragu
Menggapai cita-cita yang menunggu

Di tahun yang baru

...
Written by Ari Budiyanti
4 Januari 2020

#PuisiHatiAriBudiyanti

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline