Lihat ke Halaman Asli

Ari Budiyanti

TERVERIFIKASI

Lehrerin

Puisi | Berhenti Sembunyi di Balik Hujan

Diperbarui: 3 Januari 2020   20:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hujan di halaman depan rumah. Photo by Ari

Lagi dan lagi merintik langit angkasa
Menutupi semua ceria di awal tahun
Mendung sepanjang hari kah di sana
Sama seperti rindu yang menahun

Titik hujan semakin menderas
Hanya menebar beku dinginnya
Kau tahu pedih itu sungguh selaras
Dengan timbunan sakit hati di dada

Lalu mengapa amarah begitu menguasai
Begitu saja melupa ikatan yang kuat
Di antara kasih umat manusia sendiri
Hanya karena luapan emosi mengikat

Tak perlu lagi bersembunyi di balik hujan
Meski air mata bagai terjun bebas
Jangan kau menyembunyikan kepahitan
Bersama sgala rasa dendam mengimbas

Tak mudah pun tak bisa ringan
Saat membara batin segala insan
Oleh beratnya semua pergulatan
Yang tak kunjung nampak akhir cobaan

Kau tikamkan lagi segala amarah
Pada dia yang sesungguhnya mencinta
Meski rasa yang tak kunjung berarah
Tak bisa menghentikan dia yang setia

Karena kasih sejati makin teruji
Saat pergolakan perseteruan terjadi
Membuktikan pada sejatinya diri
Siapakah sang pencinta sejati

...
Written by Ari Budiyanti
3 Januari 2020

#PuisiHatiAriBudiyanti

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline