Hari Kamis 2 Januari 2019, saya dan keluarga mengunjungi Kemit Forest untuk kesekian kalinya. Sebuah temlat wisata hutan yang dikembangkan apik di kawasan deda Karanggedang, kabupaten Cilacap. Lokasi terbilang dekat dari tempat tinggal saya di kampung. Bangga dong kalau ada tempat wisata alam yang bisa menarik banyak wisatawan domestik mengunjungi kampung halaman saya.
Dalam artikel saya sebelumnya, pernah saya tuliskan tentang Wisata Hutan di Kemit Forest. Anda bisa baca di link berikut Kemit-forest-wisata-hutan-2
Kali ini saya menyajikan perjalanan singkat saya dalam wisata hutan ke Kemit Forest khususnya di bagian wahana baru bernama Hobbiton Village.
Anda bisa simak video yang saya buat dan sudah diupload di youtube. Saya memang sengaja menggunakan bahasa Inggris untuk mendeskripsikan acara wisata di video youtube saya. No, bukan karena saya anti bahasa Indonesia apalagi sampai berbangga-bangga karena bisa bahasa Inggris. Jauhkanlah pikiran semacam itu dari pembaca.
Saya menggunakan bahasa Inggris dalam video bertajuk wisata di akun you tube saya tujuannya sangat jelas. Youtube ini biaa dijangka oleh segala bangsa. Dan bahasa universal yang diakui internasional adalah bahasa Inggris. Setidaknya itu yang saya kuasai.
Jadi, harapan saya adalah agar keindahan tempat wisata di Indonesia yang saya kunjungi bisa dilihat dan dimengerti penjelasannya oleh orang-orang manca negara. Itu sah-sah saja dan hak saya membuat video singkat dengan bahasa Inggris. Apapun penilaian Anda, para pembaca pada saya, itu sudah di luar kendali saya. Silakan saja.
Saya lanjut ya. Kampung Hobbit atau Hobbit's village ini terbilang cukup menarik bagi para wisatawan yang suka selfie. Tiketnya seharga 15 ribu per orang untuk masuk area ini.
Rumah-rumah yang dibuat berukuran kecil karena diperuntukkan untuk tinggal para hobbit atau semacam manusia kurcaci yang pasti berukuran tubuh pendek. Anda pasti familiar dengan para hobbit dalam film The Lord of the rings.
Wisata kampung para hobbit yang sesungguhnya ada di Selandia Baru. Namun sudah diadopsi di banyak negara termasuk Indonesia. Begitu pula di dekat kampung saya. Bentuk rumah para hobbit ini memang bermacam-macam.
Jika berkunjung dengan anak-anak juga menyenangkan untuk sekedar berfoto. Disediakan beberapa bangku kayu untuk duduk. Juga ada yang beratap jerami menambah unik suasananya.
Hanya saja memang tidak ada sama sekali patung atau boneka hobbit di sini. Hanya ada rumahnya saja tanpa penghuni.