Lihat ke Halaman Asli

Ari Budiyanti

TERVERIFIKASI

Lehrerin

Puisi | Biduk Kehidupan

Diperbarui: 25 November 2019   22:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Photo by Ari. Kali Mas Surabaya

Di kala senja tetap menggegap
Dalam derunya pasti menuju gelap
Mengarak rasa akan pagi menyeruak
Di antara riuh kicauan bersemarak

Ada rindu menantikan sebuah perhentian
Akan semua tugas agar terselesaikan
Namun masih panjang perjalanan
Dalam lika-liku seni perjuangan

Saat fajar memanggil bertalu
Membeban batin oleh harap sendu
Akan berakhirnya sebuah pertanda
Tentang lukisan kehidupan fana

Sembari mengisi setiap hari
Dalam alunan aneka nada berseri
Meski sesekali ada pula onak duri
Ikut bergantian mewarnai

Seseorang terus mendayung sampan
Tanpa tahu arah pasti penantian
Tak pernah sekalipun menghentikan
Agar menemukan makna kehidupan

Saat biduk itu akhirnya berlalu dan pergi
Semakin menjauhi rajutan mimpi
Namun di ujung perhelatan malam sepi
Masih kudapati secercah sinar mentari

Jadi kubiarkan saja biduk kehidupanku
Terus menempuh rumit perjalananan

   ...

Written by Ari Budiyanti
25 November 2019

#PuisiHatiAriBudiyanti




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline