Lihat ke Halaman Asli

Ari Budiyanti

TERVERIFIKASI

Lehrerin

Puisi | Hujan yang Sepi

Diperbarui: 1 Oktober 2019   05:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tetes air di sulur batang tanaman markisa. Photo by Ari

Ah hujan..
Lagi dan lagi
Kau menyepikanku
Menyapaku dalam dinginmu
Menghempaskanku ke dalam percikanmu
Aku sesaat menangis karena lelah
Aku sejenak terluka saat hadirmu
Aku seketika meradang dalam kesalku

Ah hujan..
Aku lupa kau menahanmu
Kau hanya hadir dalam rintik
Kau tidak membasahiku dalam derasmu
Kau menantikan saat aku tiba
Di peraduan jiwaku
Kau tak lupakan aku sesungguhnya

Ah hujan ..
Maafkanku mengeluhkan hadirmu
Yang bukan kehendakmu sendiri
Ada Pengatur keberadaanmu
Ada yang memerintahmu
kapan datang dan pergi

Bilakah aku marah pun kesal
pada Pencipta hadirmu
Atau hanya karena lelahku
di tengah hadirmu yang tiba-tiba
Maafkanku hujan bilaku kecewa
Aku akan mengingatmu
Sebagai teman dalam sepiku
Sejenak yang seketika

...

Written by Ari Budiyanti
Oktober 1

2 years ago

Rintik air di tanaman markisa. Photo by Ari

#PuisiHatiAriBudiyanti

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline