Lihat ke Halaman Asli

Ari Budiyanti

TERVERIFIKASI

Lehrerin

Puisi | Tersimpan di Sudut Kepala

Diperbarui: 18 September 2019   19:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kupu biru hinggap di tanganku. Photo by Ari

Kupikir saja dalam angan
Bahwa aku cukup kuat menanggungnya
Kurasa saja dalam batin
Bahwa ku mampu menerimanya

Namun ..
Nyata berkata lain terkadang
Saat lelah badani menyeruak
Membakar semua energi tersisa

Merenung lagi mencoba memahami
Apakah arti semua ini
Adakah suatu pertanda saja
Ataukah memang sebuah petunjuk

Bila ini tepat yang kupilih
Mengapa raga ini menolak bertahan
Sebesar apapun usaha jiwa meronta
Yang tersisa hanya sebait gundah

Bukan karena aku tak cinta
Justru kasihku teralirkan melimpah ruah
Namun kekuatanku sungguh berbatas
Atas semua gempuran emosi menyerang

Bukan aku mau mundur dan kalah
Atau lupa bagaimana cara bertahan
Hanya saja fisik ini berkata lain
Jika lebih lama tinggal semakin ambruk

Bila memang harus kulepaskan
Pastilah derai air mata berkejaran
Karena harus meninggalkan
Sebuah perjalanan yang kucinta

Sebuah kisah batin yang menginspirasi
Sebuah harta yang tersembunyi
Sebuah kekayaan yang tak terselami
Kudapati semua ada di sini

Dalam derai tawa sukacita mereka
Dalam kelembutan perhatian juga
Dalam sentuhan kemurnian kasih
Dalam doa yang tak putus-putusnya

Dalam segala yang tak tertuliskan
Semua haruskah ku tinggalkan
Demi apakah aku bisa rela
Jika bukan karena badan tak kuasa

Menanggung letih ini
Memikul beban emosi
Meratapi kegagalan diri
Terperosok dalam ilusi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline