Lihat ke Halaman Asli

Ari Budiyanti

TERVERIFIKASI

Lehrerin

Gus Dur, Tokoh Pemersatu Bangsa Penuh Inspirasi

Diperbarui: 30 Mei 2019   18:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Foto Wikipedia. Dr.(H.C.) K. H. Abdurrahman Wahid

Bapak Dr.(H.C.) K. H. Abdurrahman Wahid. Dalam suatu seminar kebangsaan yang pernah saya ikuti, Beliau adalah salah satu narasumber pada acara tersebut. Iya saya memang beberapa kali mengikuti kegiatan seminar kebangsaan di Jakarta. 

Malam ini saya membaca biografi kehidupan Bapak Dr.(H.C.) K. H.
Abdurrahman Wahid yang tercantum di Wikipedia dan beberapa sumber lainnya. Saya yang sejak awal mengagumi Beliau, dibuat semakin kagum ketika mengetahui kisah kehidupan Beliau di masa kecil hingga dewasa. Ada banyak rangkaian perjuangan yang memberikan inspirasi lebih pada saya. 

Saya membaca tentang semangat Beliau dalam menuntut Ilmu. Juga Beliau begitu rajin dan aktif dalam dunia tulis menulis. 

....

Dr.(H.C.) K. H. Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur (lahir di Jombang, Jawa Timur, 7 September 1940 -- meninggal di Jakarta, 30 Desember 2009 pada umur 69 tahun) adalah tokoh Muslim Indonesia dan pemimpin politik yang menjadi Presiden Indonesia yang keempat dari tahun 1999 hingga 2001.

(Sumber Wikipedia)

....

Beliau, semasa kecilnya ternyata diajarkan oleh ayahnya untuk membaca aneka buku, majalah dan koran. Dengan demikian akan memperluas pengetahuan.

Setelah menyelesaikan masa belajarnya Beliau pun mendapatkan pekerjaan pertama sebagai guru di sekolah madrasah. Beliau juga menjadi jurnalis majalah seperti Horizon dan Majalah Budaya Jaya.

Keinginan belajar Beliau terus berlanjut. Sepertinya tidak pernah ingin berhenti belajar. Beliau juga belajar di luar negeri, di beberapa negara. Beliau pada awalnya masih punya keinginan untuk terus belajar lagi di luar negeri. Semangat belajar yang luar biasa. Ingin lagi dan lagi, belajar dan belajar. Meskipun akhirnya, tidak jadi dilaksanakan karena Beliau lebih memilih mengembangkan pesantren di Indonesia.

Beliau melanjutkan kariernya di bidang jurnalistik, sebagai jurnalis, yang menulis untuk majalah dan surat kabar. Hasil tulisan Beliau diterima dengan baik. Beliau semakin dikenal dan memiliki popularitas. Kemudian Beliau mendapatkan banyak undangan untuk memberikan seminar dan kuliah. Beliau terus mengabdikan hidupnya di dunia pendidikan. Mendidik generasi bangsa menjadi pribadi-pribadi yang baik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline