Keukenhof park, adalah taman bunga indah di Belanda yang sangat ingin saya kunjungi. Bahkan, tidak ada negara lain yang sangat saya ingin datangi selain Belanda, ini karena saya tertarik sekali dengan taman bunga yang sampai dapat julukan The Paradise of Europe.
Baiklah itu dulu. Sekarang keinginan itu sudah jauh berkurang. Semenjak saya mendapat banyak kesempatan mengunjungi aneka taman bunga di negeri sendiri. Pernah juga saya tuliskan di Kompasiana dengan judul Taman Bunga dan Aku.
Pengalaman mengunjungi berbagai taman bunga di Indonesia membuat saya lebih menyadari lagi, betapa indahnya bumi Nusantara tercinta ini. Saya bisa menikmati keindahan aneka bunga di negeri sendiri. Seharusnya cukup bagi saya untuk lebih dari beryukur.
Menengok ke belakang lagi, ada sebuah taman yang sejak kecil mengelilingi saya. Di manakah itu? Tentu saja di pekarangan rumah orang tua saya sendiri.
Halaman depan dan belakang rumah, selalu penuh dengan tanaman. Mulai dari tanaman hias berbunga, tanaman hias daun saja, dan ada pula buah juga sayur. Seharusnya saya mensyukurinya ya.
Lumayan banyak juga ya kisah berkebun saya yang sempat jadi artikel. Selanjutnya di sini, saya akan menuliskan aneka bunga yang pernah di tanam di halaman rumah, baik di halaman depan maupun belakang.
1. Bunga Anggrek Kami punya 3 jenis anggrek dendrobium. Semuanya berwarna ungu. Ada yang ungu tua dan ungu muda. Anggrek ungu muda ada 2 macam. Bentuk dan ukuran bunganya saja yang berbeda.
Bunga anggrek kami mudah dirawat. Hanya saya tempelkan di pohon beringin dan pohon lainnya, bisa tumbuh subur dan sehat. Sering berbunga banyak bersamaan dan juga tahan lama.
Saya pernah tanpa sengaja mematahkan bunga anggrek satu tangkai yang sedang mekar. Sedih sekali rasanya, lalu jadi bunga hias di meja. Ada satu lagi bunga anggrek warna ungu muda, tapi ukuran mahkotanya lebih besar.
Sayang sekali, sekarang sudah tak punya lagi. Bukan karena mati, tapi diminta orang tanpa sepengetahuan saya. Karena saya biasa tinggal di luar kota, kadang tidak tahu kalau koleksi anggrek sering diminta orang. Iya, tidak apa kalau mintanya hanya satu atau dua, kadang berulang kali minta sampai hampir habis koleksi saya. Dan saya memutuskan tidak mau lagi bagi anggrek ke orang lain.
Saya bukannya bermaksud pelit, tapi kalau yang minta tidak kira-kira ya lebih baik tidak usah saja. Coba di kota, bibit anggrek itu dijual cukup mahal. Karena di kampung, hanya dibagikan cuma-cuma.