Lihat ke Halaman Asli

Ari Budiyanti

TERVERIFIKASI

Lehrerin

Filateli, Salah Satu Kegemaranku di Masa Lalu

Diperbarui: 5 Mei 2019   23:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Photo album prangko koleksi saya. Photo by Ari

Mengumpulkan prangko adalah kegemaran saya di masa lalu. Waktu itu saya masih anak SMP. Saya dapat banyak sekali prangko sisa dari tetangga saya. Entah mengapa dia berikan kepada saya. Memang tetangga saya tahu kalau saya punya kegemaran mengumpulkan prangko. Dan mungkin dia sudah berhenti mengumpulkan prangko lalu memberikannya pada saya. Senang, pastinya. Tapi lama sekali kejadian ini, sehingga album prangko saya yang terselamatkan hanya tinggal satu ini. Foto dalam ilustrasi artikel ini adalah satu-satunya album prangko saya yang tersisa.

Apa itu Filateli? Bagi para pembaca seangkatan saya atau sebelumnya, hobi ini pasti tidak asing ya. Istilah filateli sendiri menurut Wikipedia adalah aktivitas atau hobi mengumpulkan prangko dan benda-benda pos lainnya seperti Sampul Hari Pertama. 

Pengumpulan benda-benda pos itu kebanyakan mengutamakan edisi lama, meski edisi baru juga ikut dikumpulkan. Semakin tua usia benda pos tersebut, maka harganya semakin tinggi. Di Indonesia, kegiatan Filateli mendapat dukungan dari PT Pos Indonesia. Di setiap kantor pos besar terdapat loket atau ruang filateli. (Sumber Wikipedia).

Untuk pengumpul prangko sendiri, seperti saya, cukup menyebut diri dengan pengumpul prangko atau stamps collector. Jangan menyebut diri dengan sebutan filatelis ya. Karena yang layak disebut sebagai filatelis adalah seorang spesialis, yang sangat mendalami satu bidang di dunia filateli saja. Misalnya hanya mendalami koleksi filateli bertema Palang Merah saja yang terbit di Indonesia saja. (Sumber Wikipedia)

Koleksi prangko saya. Photo by Ari. Tema tanaman dan bunga

Jadi, jangan ikutan salah kaprah ya, menyebut diri sebagai filatelis. Prangko itu sendiri sangat berjasa pada masanya dan masih sampai kini. Sekarang, sudah ada surat elektronik (surel) yang lebih familiar dengan sebutan email. Sangat wajar, kalau anak-anak jaman sekarang akan bertanya-tanya, apa itu prangko. Saya selalu menggunakan album prangko sebagai alat peraga untuk mengajar tematik anak-anak tema kegemaran.  Saya memperkenalkan pada mereka apa itu prangko dan kegunaannya. Mengajak mereka mengunjungi kantor pos terdekat juga salah satu cara efektif memperkenalkan mereka dengan dunia pos Indonesia.

Kembali ke koleksi prangko saya. Yang masih tersisa dalam album saya adalah prangko-prangko dengan gambar bunga yang saya jadikan dalam satu halaman. Lihat foto di atas ya. Ucapan selamat hari raya dan selamat sukses yang tertulis di prangko edisi tahun 1996 terbitan pos Indonesia masih seharga Rp.700,- Gambar bunganya beraneka jenis, warna dan bentuk. Pasti indah. Penggemar bunga seperti saya ini yang dibahas pertama ya tetep aja yang ada kaitannya dengan bunga-bunga.

Ada juga koleksi prangko dari luar negri. Prangko Brasil bergambar bunga eceng gondok. Terbitan tahun 2001. Ada tulisan Mercosur di prangko tersebut. Mengoleksi prangko menolong saya mempelajari sedikit tentang negara lain. 

Menurut Wikipedia, Mercosur adalah sebuah organisasi yang terdiri dari negara-negara Amerika Selatan. Organisasi ini didirikan pada 1985 oleh 5 negara. Piagamnya menyatakan bahwa Mercosur bertugas mengkoordinasikan kegiatan ekonomi, termasuk hubungan niaga; komunikasi; kegiatan kebudayaan; kewarganegaraan, paspor, dan visa; kegiatan sosial; dan kegiatan kesehatan

Ada juga prangko dari Singapura dengan gambar aneka biota lautnya. Antara lain dengan tulisan soft coral, Nudibranch dan clownfish. Nudibranch adalah sejenis siput air. Soft coral merupakan jenis karang yang lunak. Clown fish merupakan jenis ikan yang sangat familiar karena pernah menjadi satu film animasi anak. Finding Nemo. Masih ingat kan ?

Dari mana saya mendapatkan prangko luar negri? Salah satu kakak saya bekerja sebagai seorang tourist guide. Pemandu wisata khusus para turis dari negara-ngara di Eropa yang juga berbahasa Perancis. Spesialisasi kakak saya memang bahasa Perancis. Waktu itu, kakak saya yang bertukar prangko dengan salah satu turis kenalannya. Sudah lama sekali. Dan saya mendapat kiriman prangko luar negri banyak dari teman kakak saya ini. 

Photo by Ari. Koleksi Prangko tema olahraga. Beli di toko buku

Bukan hanya prangko sisa dari surat saja yang saya koleksi. Kakak saya yang lainnya, waktu itu masih SMA, tahu kalau adiknya koleksi prangko, kadang dia menyisihkan uang jajannya untuk membelikan saya prangko. Jadi prangkonya bukan hasil dari sisa surat. Tapi memang dijual di toko buku. Foto di atas salah satu contohnya. Ada beberapa prangko dengan gambar pemain sepak bola, prangko dari Cuba. 
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline