'VIRAL' menjadi kata yang cukup populer dewasa ini, mulai dari kalangan 'Gen-Z'. Kata tersebut berkembang seiring lajunya perkembangan fasilitas media sosial elektronik sebagai sarana publikasi ekspresi. Fenomena viral jadi obsesi. Budaya instan untuk terkenal menjadi magnet tersendiri bagi kalangan muda 'alay' (sebutan lain buat anak gaul).
Baca juga: "Kidzanow", Generasi Terbodoh yang Pernah Ada.
Apa itu 'viral'?
Tidak banyak yang tahu bahwa 'viral' merupakan akronim dari 'virus' dan 'virtual'. Nah, kalau sudah disingkap seperti itu, jadi mudah menerjemahkannya. Mari kita bedah secara sederhana.
'Virus' merupakan benda kecil, bersifat parasit obligat yang tidak kasat mata (parasit mikroskopik). Sebagai makhluk hidup, virus juga memiki fase reproduksi. Celakanya, karena tidak memiliki peralatan seluler untuk mereproduksi sendiri, virus memanfaatkan sel makhluk hidup yang ditempatinya dengan cara menginvansi makhluk hidup tersebut. Perlahan tapi pasti, virus menjalar di sekujur tubuh yang diinvansinya. Dengan cara itulah virus berkembang biak.
Karena karakteristik dalam menjalankan fungsi biologisnya tersebut virus diasosiasikan dengan penyakit tertentu. Salah seorang yang terinfeksi virus adalah Raja Mesir, Ramses (Firaun) V, konon meninggal karena terserang virus smallpox (1196 SM). Cukup! Kepanjangan jika diuraikan 'virus smallpox itu apa' dan 'Ramses itu siapa'.
'Virtual' diidentikkan dengan bayangan, penggandaan, duplikasi yang bersifat fatamorgana atau 'seolah-olah' (realitas palsu/semu/maya). Istilah 'virtual' sering bersanding dengan teknologi komputerisasi.
Komputer diyakini sebagai alat yang mampu merepresentasikan alam nyata ke dalam bentuk-bentuk palsu tersebut, berupa kombinasi yang terintegrasi antara teks, gambar, animasi, audio, video (multimedia). Melalui alat berteknologi komputer juga, hasil representasi tersebut bisa digunakan atau dinikmati. Bentuk atau sosoknya, baik dua atau tiga dimensi, mampu menipu dan menghipnotis panca indera pencerapan manusia. Seakan-akan apa yang dialami tersebut benar-benar nyata, sehingga menimbulkan efek sensasi.
Dewasa ini, penggunaan virtualisasi sudah merambah ke segala lini kehidupan, seperti dunia pendidikan (education) atau hiburan (entertainment), sehingga dikenal juga istilah 'edutainment'. Lain kali saja kita bahas lebih mendalam seputar 'edutainment'.
Kita kembali ke 'viral'.
Nah, jika digabungkan, maka 'viral' dapat ditafsirkan secara sederhana; suatu wabah yang melanda dan menjangkiti/menghipnotis manusia tertentu melalui peralatan berteknologi komputer multimedia (penggabungan secara terintegrasi antara teks, gambar, animasi, audio maupun video) yang dapat menimbulkan sensasi penggunanya.