Lihat ke Halaman Asli

Ariani Sodri

Mahasiswa

Setahun Kapalnya Karam

Diperbarui: 21 Juli 2022   11:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kapal berusia ratusan tahun yang sehari2 nya hanya berlayar mengikuti arah mata angin, dikendarai oleh nahkoda yang sudah sepuh kini berganti menjadi kapal tua yang disanjung


Dari tubuhnya seringkali disimpan daging-daging ikan dan monster laut yang berhasil ditangkap para penghuninya
Jadilah kapal tua itu sebagai kapal penuh harta karun dan jadi sanjungan
Dari tubuh tua kapal itu, di gapainya daratan demi daratan,pelabuhan demi pelabuhan,dermaga demi dermaga yang kemudian akan dikenang singgahnya oleh siapapun yang ada.


Waktu berlalu telah berhasil menggerogoti keagungan kapal tua baik fisik maupun para penghuninya yang selalu berlindung dari panas terik dan hujan badai.


Satu persatu kini meninggalkan kapal agung yang telah memberi kehidupan.
Sampai diakhir waktu hanya derasnya ombak pantai dan panasnya pasir yang kini jadi teman setia kapal yang telah karam selama satu tahun itu


Di dalamnya ada tulang nahkoda yang dulu selalu menjaganya siang malam.
Badan berkarat, mesin mulai hancur,bagian mulai rusak.


Ia terlupa, tak diingat walaupun sudah ia hidupi puluhan bahkan ratusan orang, sudah ia lawan badai dan panas ribuan hari, serta sudah ia lewati ribuan mill lautan yang tak ada ujungnya. Namun akhirnya terlupa


Hanya iringan doa dan ingatan tipis yang menemani dari para bekas pelaut yang melewati bangkainya kini.

Setahun kapalnya karam - untuk ibuku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline