Lihat ke Halaman Asli

KKM ARMAHANI

Mahasiswa

Pelestarian Budaya: Tradisi Mberot di Dusun Pijiombo

Diperbarui: 3 Januari 2025   13:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Tradisi Mberot di Dusun Pijiombo

Dusun Pijiombo, yang terletak di kawasan pegunungan dengan udara sejuk dan pemandangan yang asri, menjadi saksi hidup tradisi unik bernama Mberot. Acara ini dimulai pukul 19.00 WIB pada Minggu malam (29/12). Pada kesempatan spesial ini, kelompok Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) dari UIN Malang tepatnya kelompok 70 turut hadir untuk menyaksikan dan mendalami tradisi ini, sekaligus mempererat hubungan dengan warga setempat. 

Mberot adalah tradisi tahunan yang diwariskan secara turun-temurun oleh masyarakat Dusun Pijiombo. Acara ini biasanya dilakukan menjelang musim panen sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan atas hasil bumi yang melimpah. Tradisi ini melibatkan prosesi adat, doa bersama, dan atraksi seni yang mencerminkan kearifan lokal serta semangat kebersamaan warga. Penampilan pertama dilakukan dengan pertunjukan seni tarian dan disusul dengan acara utama yaitu Mberot. Kami dan masyarakat setempat sangat menikmati tradisi ini bahkan ada beberapa warga yang ikut untuk menari sambil menikmati musik DJ yang mengiringi Tradisi Mberot kali ini. Di tengah acara hadir pula anggota dari kelompok 140 yang tidak mau ketinggalan untuk melihat Tradisi ini. 

Tradisi Mberot tidak hanya menjadi simbol rasa syukur, tetapi juga menjadi pengingat akan pentingnya menjaga harmoni antara manusia, alam, dan budaya. KKM UIN Malang berharap kehadiran mereka dapat memberikan kontribusi positif dalam pelestarian tradisi ini, sekaligus menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya lokal di kalangan generasi muda. Tradisi ini adalah harta berharga yang mencerminkan identitas dan kekayaan budaya bangsa

Kegiatan menyaksikan tradisi Mberot di Dusun Pijiombo bersama KKM UIN Malang menjadi pengalaman yang tak terlupakan, baik bagi mahasiswa maupun masyarakat setempat. Semoga kolaborasi seperti ini dapat terus terjalin, sehingga tradisi-tradisi lokal dapat tetap hidup dan menjadi inspirasi bagi banyak orang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline