Beberapa waktu yang lalu, pada saat saya sedang berada di dalam mobil bersama seorang teman untuk berkeliling-keliling sebentar dengan tujuan untuk melihat muda-mudi yang asik menghiasi setiap sudut kota, kami menyaksikan sebuah mobil yang berputar balik cukup lama di sebuah tikungan jalan tak jauh dari alun-alun yang menjadi pusat keramaian warga.
Teman saya memberi komentar dari dalam mobil untuk memecah keheningan di antara kami berdua "Pasti cewek nih yang nyupir! Makanya gak bisa puter balik!".
Saya terdiam sesaat sambil mempersiapkan kata-kata yang paling tepat untuk menyampaikan isi hati yang terdalam.
Saat itu saya menanyakan balik kepada teman "Kalau gak bisa puter balik emang udah pasti ya kalau itu cewek?", sambil teringat bahwa dahulu saat saya kecil Ayah saya pun pernah tidak dapat berputar balik, yang menurut ayah hal tersebut terjadi dikarenakan pikirannya saat itu sedang terokupasi mengenai suatu masalah.
Teman saya menjawab, "Ya gak pasti sih, tapi feeling ku itu cewek deh yang nyetir!". Saya hanya tersenyum. Memang benar di dalamnya seorang perempuan yang terlihat sedang panik memainkan setir mobilnya karena antrian mobil dan motor sudah mengular panjang di belakang, menunggu giliran untuk berputar balik pada tikungan tersebut.
Di hari lain, saat saya sedang berjaga di Instalasi Gawat Darurat beberapa bulan yang lalu saat saya menjalani internship, seorang perempuan muda datang dengan mata berair. Saat itu saya mendiagnosis perempuan muda tersebut dengan dysmenorrhea atau nyeri menstruasi.
Lalu saya meresepkan obat rawat jalan untuk mengatasi nyerinya tersebut dan kemudian memberikan edukasi.
Saat memberikan edukasi, kakak laki-laki dari pasien perempuan muda saya ini berkata, "Maaf ya dok, ini memang lebay dok adik saya. Ternyata hanya nyeri menstruasi ya dok?".
Lagi-lagi saya terdiam, tersenyum sebentar, lalu melanjutkan dialog dengan menjawab "Kurang pas rasanya jika kita membubuhkan kata hanya sebelum kata nyeri menstruasi, Mas. Nyeri ditangkap berbeda-beda oleh setiap orang. Ada yang ambang nyerinya rendah, sehingga sedikit saja gangguan ke organ yang dikenai, bisa langsung merasa nyeri sekali. Sebaliknya, yang ambang nyerinya tinggi mungkin lebih kuat. Menstruasi itu sakit lho, Mas!"
Dua kejadian yang saya alami dalam satu tahun ini kiranya merupakan beberapa contoh dari isu misogini yang terjadi tak hanya di Indonesia namun juga menjadi isu di seluruh dunia.