Lihat ke Halaman Asli

Ariana Maharani

TERVERIFIKASI

MD

Relasi Kuasa Praktik Merokok di Dalam Rumah

Diperbarui: 13 Agustus 2022   23:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi orangtua merokok di depan anak (Sumber: Thinkstock)

Setiap berjaga di poli MTBS atau Manajemen Terpadu Balita Sakit, yakni sebuah poli di Puskesmas untuk anak usia nol hingga lima tahun,  selalu hampir dapat ditemui ibu yang membawa anaknya dengan keluhan batuk pilek. 

Sering kali, keluhan batuk pilek ini bukanlah keluhan untuk pertama kalinya alias berulang. 

Jika ibu pasien lalu kita tanyai apakah ada anggota keluarga yang merokok di dalam rumah, hampir kurang lebih sembilan puluh persen kiranya dari seluruh pasien anak usia nol hingga lima tahun yang datang ke poli MTBS kami, mengatakan bahwa ada anggota keluarga yang merokok, yakni ayah dan/atau kakek dari sang anak. 

Anak-anak ialah berbeda dengan dewasa. Saat dekat dengan asap rokok, anak tidak dapat memerintahkan dirinya untuk sejenak menutup hidung atau menahan napas agar tak terhirup si asap rokok. 

Sehingga akhirnya asap rokok akan masuk ke saluran nafas anak-anak yang masih belum matang sistem pertahanannya. Dengan kekebalan yang masih seadanya, begitu mudahnya berbagai mikroba ikut menempel, lalu menjadi infeksi saluran nafas. 

Tak jarang ujung-ujungnya turut hadir infeksi saluran pencernaan. Ibu akan datang dengan anak yang dikeluhkan batuk, pilek, diare, dan muntah. 

Jika ayah terus merokok maka infeksi akan terus berulang. Padahal, infeksi (infeksi saluran nafas, infeksi saluran pencernaan) merupakan salah satu faktor penyebab dari stunting

Mengapa? Karena infeksi dapat menyebabkan penurunan food intake dari anak, menghambat penyerapan nutrisi dari makanan, menyebabkan kehilangan nutrisi secara langsung, meningkatkan keperluan metabolik, meningkatkan kehilangan katabolik, dan merusak transportasi makanan ke sel-sel tubuh yang membutuhkan.

Merokok memang menjadi hal yang begitu biasa di negeri ini. Di kalangan para pecandu rokok, merokok itu dianggap menyehatkan, membuat individu menjadi lebih produktif dalam pekerjaannya, dapat membantu mencerahkan pikiran, hingga memudahkan dalam mengalirkan gagasan dan banyak sekali alasan yang dikatakan oleh seorang perokok untuk tetap merokok. 

Secara mayoritas, perokok di dalam keluarga di Indonesia adalah pihak laki-laki, seperti yang telah disebutkan di atas yakni baik ayah, kakek, paman, ataupun kakak dari sang anak yang dibawa berobat. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline