Hari ini saya bertugas di poli Manajemen Terpadu Balita Sakit atau MTBS Puskesmas. Berbagai pasien anak dengan berbagai macam diagnosis yang telah saya temui hari ini.
Ada bayi berumur dua tahun yang matanya merah dan dari matanya pula keluar cairan kuning kehijauan tiga hari terakhir, ada anak berumur lima tahun yang dikeluhkan gatal pada sela-sela jari kaki dan tangannya terlebih di malam hari pada satu minggu terakhir,
ada anak berumur tiga tahun yang dikeluhkan demam tinggi di hari pertama diikuti munculnya bintik-bintik merah pada telapak tangan dan telapak kakinya, hingga anak berumur tiga setengah tahun yang dikeluhkan BAB hingga sembilan kali dalam sehari.
"Sudah saya cek dok, turgor kulitnya sih masih bagus, ga dehidrasi ya dok?" pertanyaan beliau membuat saya terkejut dan membuat saya secara refleks bertanya kepada sang ibu apakah dia seorang tenaga kesehatan sehingga paham dengan bahasa medis lengkap dengan pemeriksaan dan ia menjawab bukan.
"Tahu darimana bu istilah dan pemeriksaan terkait turgor?" Sambil menyampaikan kepada sang ibu bahwa dengan saya menanyakan hal tersebut bukan berarti saya marah. Saya mengatakan bahwa saya hanya tertarik dengan pengetahuan sang ibu yang sedemikian dan notabene bukan merupakan seorang tenaga kesehatan.
"Dari youtube dok, saya mengetikkan pada kolom pencarian youtube bagaimana cara mengetahui anak dehidrasi, dikatakan di Youtube bahwa coba dicubit perut anak, saya coba cubit-cubit deh kulit perut anak saya dan saat itu dapat kembali segera dok si cubitannya.
Katanya itu berarti turgornya baik dan berarti tidak dehidrasi." Tutur ibu secara runtut sambil melemparkan senyum sekaligus memperlihatkan sorot mata bahwa ia begitu penasaran apakah hal yang ia sudah cari melalui youtube sudah benar.
"Ini bu, saya coba periksa anak ibu ya, coba lihat apa yang akan saya lakukan." Lalu saya melanjutkan pemeriksaan kepala hingga kaki dan terutama berfokus pada pemeriksaan tanda-tanda dehidrasi untuk mengklasifikasikan apakah anak tanpa dehidrasi atau dengan dehidrasi.
"Wah iya dok saya juga mencubitnya seperti itu dan di bagian itu sambil mengamati apakah cubitan dapat segera hilang."
Setelah melakukan serangkaian anamnesis kepada sang ibu terkait keluhan anak dan melakukan pemeriksaan fisik dengan maksud untuk menyesuaikan temuan dengan anamnesis yang telah saya lontarkan, saya akhirnya mendiagnosis anak dengan diare cair akut tanpa dehidrasi, karena setelah diperiksa memang tak ada tanda-tanda dehidrasi.
Saya lalu melanjutkan kepada sesi peresepan obat dan pemberian edukasi terkait proses penyakit, faktor risiko, pencegahan ke depannya, prognosis, dan tanda-tanda bahaya yang harus dicermati untuk memastikan ibu dapat waspada jika diare tak mempan dengan obat yang telah diberikan.