Lihat ke Halaman Asli

Ariana Maharani

TERVERIFIKASI

MD

Psikosomatis, Roti Lapisan Atas Sandwich, dan Arisan yang Menyembuhkan

Diperbarui: 7 Juli 2022   20:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Psikosomatis pada lansia (Sumber: shutterstock)

Dua hari yang lalu, saat saya berjaga di Instalasi Gawat Darurat (IGD), pagi-pagi sekali saya sudah didatangi dua lansia. Seorang nenek dan kakek yang saling berpegangan untuk menaiki lantai teras IGD Puskesmas kami yang sedikit meninggi dari tanah. Pagi itu si kakek yang mengantarkan nenek ke IGD. 

Pasien-pasien yang datang ke IGD kami memang tak seluruhnya pasien bertriase merah, kuning, atau hitam. Banyak sekali pasien-pasien dengan triase hijau nan segar bugar mendatangi IGD kami alih-alih merencanakan pergi ke poli. Awal-awal bekerja sebagai dokter internship di sini, saya memang begitu terkejut. 

Kasus-kasus ringan seperti bapak yang ingin kontrol kadar gula darahnya, bisa saja mendatangi kami ke IGD di sore atau malam hari. 

Dan alih-alih menolak, kami menerimanya saja, memeriksanya, dan lalu meresepkan obat hingga memberikan edukasi ke pasien karena ini sudah terlanjur menjadi budaya. 

Memang tak mudah untuk memberikan edukasi ke masyarakat terkait apa perbedaan peruntukan IGD dan poli, karena jika menolak untuk merawat, bisa saja celurit bertindak. 

Sang nenek mengatakan sudah sebulan terakhir ini beliau merasa badannya begitu lemas, kaki terasa dingin, dan setiap bernafas terasa sesak. 

Saat ditanya adakah waktu-waktu tertentu, beliau merasa lemas dan kakinya dingin. Beliau menjawab waktunya tak jelas dan bisa saja datang sewaktu-waktu di sepanjang hari tersebut. 

Saat ditanya kapan beliau merasa sesak, beliau juga menjawab waktunya tak jelas tapi sesekali setelah meminum obat beliau merasa justru bertambah sesak. Tidak ada yang dirasa meringankan gejala. 

Beliau mengatakan bahwa beliau memiliki riwayat penyakit sindroma dispepsia atau yang kerap kita kenal dengan maag. Namun, menurut sang nenek dengan pemberian obat-obat untuk dispepsianya baik oleh dokter spesialis ataupun dokter umum justru memperburuk gejala-gejalanya yakni menjadi lebih sesak dan kakinya terasa semakin dingin. 

Obat-obat yang diberikan oleh berbagai macam dokter akhirnya tak beliau minum karena bagi beliau tak sedikit pun memberikan kesembuhan. Tidak ada keluhan di organ lain seperti demam, sakit kepala, sakit dada, sakit perut, batuk pilek, muntah, konstipasi, ataupun diare. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline