Lihat ke Halaman Asli

Ariana Maharani

TERVERIFIKASI

MD

Integrasi Layanan Kesehatan Primer Melalui Posyandu Prima: Jangan Lupakan Kesejahteraan Kader Kesehatan!

Diperbarui: 18 Juni 2022   10:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang balita ditimbang di Posyandu Marsuditomo| KOMPAS.com/DIAN ADE PERMANA

Beberapa hari yang lalu, angin segar telah berhembus dari dunia kesehatan. Keluh kesah terkait hak atas kesehatan dan kaitannya dengan akses menuju fasilitas kesehatan kepada seluruh orang tanpa kecuali, sedang dijawab oleh Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, dalam agenda Kick Off Integrasi Layanan Kesehatan Primer di Gedung Sujudi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia di Jakarta pada hari Jumat, 10 Juni 2022 yang lalu.

Salah satu agenda yang direncanakan oleh Kemenkes yang mana disampaikan akan ditargetkan rampung serentak di seluruh Indonesia paling lambat tahun 2024, ialah agenda revitalisasi Posyandu menjadi Posyandu Prima

Posyandu Prima diharapkan memiliki standarisasi pelayanan dan penerapan sistem digitalisasi yang mampu memberikan pelayanan kesehatan yang tak terbatas hanya pada pelayanan kesehatan ibu dan anak.

Namun mengalami perluasan yakni menjangkau kesehatan remaja, dewasa, hingga lansia, dan direncanakan dapat memanfaatkan perangkat digital untuk mempermudah proses pelayanan administratif hingga pencatatan rekam medis.

Bentuk revitalisasi pelayanan primer ini tentu menjadi kabar baik untuk kita semua, mengingat jumlah Puskesmas selama ini di Indonesia khususnya di daerah-daerah terpencil terlebih lagi di daerah yang baru-baru saja mengalami pemekaran kecamatan masih belum sesuai dan sangat jauh dari rasio ideal yang diisyaratkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization.

Sehingga tentunya dengan revitalisasi dan pembangunan 300.000 Posyandu Prima di level desa hingga RT dan RW ini akan menjawab permasalahan terkait kuantitas yang selama ini kita sudah tunggu-tunggu, yang pada akhirnya diharapkan dapat berdampak atau menghasilkan kepada kualitas pelayanan yang optimal mengingat masalah menyeimbangkan kuantitas selalu kita temui bergesekan dengan sebuah kualitas.

Namun kemudian bagaimanakah implikasi dari direvitalisasi dan dibangunnya 300.000 Posyandu Prima ini? Bagaimana alokasi sumber daya manusia kesehatan (SDM-K) pada ujung 'sekali' tombak kesehatan masyarakat ini? 

Bagaimana beban kerja SDM-K serta kader kesehatan di masing-masing posyandu? Sudah sejahterakah selama ini menurut anda SDM-K dan kader-kader kesehatan di posyandu terdekat anda? 

Apakah kesejahteraan SDM-K akan menjadi bagian yang juga akan diprioritaskan dalam agenda integrasi pelayanan kesehatan primer ini? 

Lalu, berbicara masalah digitalisasi, yang penulis harap agenda ini tak justru membuat kesenjangan antar daerah menjadi jurang yang semakin membelah, apakah wacana dan rencana untuk mendigitalisasi segala bentuk administrasi dan rekam medis masyarakat menjadi single identity data dengan Nomor Induk Kependudukan (NIK) telah diiringi dengan meratanya teknologi ke seluruh daerah? 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline