Lihat ke Halaman Asli

Dua Jam Bersama Jakob Oetama

Diperbarui: 26 Juni 2015   17:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_105139" align="aligncenter" width="500" caption="MODIS dengan Jakob Oetama/Dok. Kompasiana-Robjanuar"][/caption] Pada hari sabtu, tepatnya tanggal 27 maret 2010, kompasiana mengadakan acara rutinnya yang bertajuk MODIS yaitu Monthly Discussion, kali ini MODIS diadakan di Hotel Santika Jakarta dengan pembicara yang tidak lain adalah pak Jakob Oetama, tentu saja acara MODIS kali ini "laris" diserbu para kompasianer yang penasaran untuk berdiskusi dengan salah satu pendiri perusahaan media terbesar saat ini yaitu Harian KOMPAS. Acara yang diadakan Sabtu pagi (atau mungkin menjelang siang ini) kontan diserbu para kompasianer yang jauh jauh hari sudah mem-booking tempat, terbukti inbox email kompasiana penuh dengan para kompasianer yang ingin bergabung untuk mengikuti acara ini, alhasil sekitar 90 orang memadati ruangan Seruni di Hotel Santika Jakarta, yang dijadikan tempat berkumpulnya para kompasianer ini. beberapa tokoh pun muncul menghadiri acara modis ini, diantaranya mbak Linda Djalil serta pak Chapy Hakim. Acara yang dimulai pukul 10 siang ini nampaknya tidak berpengaruh kepada para kompasianer lainnya yang sudah ngebet untuk datang menghadiri MODIS ini, terbukti pukul 9, Hotel Santika sudah dipenuhi para kompasianer yang setia menunggu di lobby hotel. Para kompasianer pun dipersilakan masuk ketika tim dari kompasiana tiba di Hotel Santika, sambil berbincang bincang dengan sesama kompasianer lainnya, para kompasianer pun mengisi daftar hadir . Kemudian para kompasianer pun menikmati sajian pembuka yang disediakan di Hotel Santika, berbagai camilan pun nampak menggoda dari croissant hingga goreng pisang tidak dilewatkan para kompasianer yang sudah ramai memadati ruangan Seruni tersebut, tidak lupa kopi hangat dan teh hangat menemani para kompasianer menyantap camilan. Tidak lama kemudian datanglah pak Chappy Hakim dengan mengenakan kacamata hitamnya seraya mengucapkan salam, kontan salam tersebut dibalas kembali oleh para kompasianer yang kebetulan sedang berbincang bincang diantaranya oleh kang Pepih Nugraha yang kebetulan berada diantara para kompasianer. Akhirnya orang yang ditunggu tunggu tiba, pak Jakob Oetama hadir lebih awal, yaitu pukul 10 kurang, disambut langsung oleh para kompasianer khususnya pak Taufik Mihardja selaku bos dari KOMPAS.com. Acara MODIS pun segera dimulai, para kompasianer masuk ke dalam ruangan Seruni yang terlihat mini dari luar tapi ketika di dalam ternyata panjang dan hampir semua bangku penuh oleh para kompasianer serta para wartawan yang meliput acara MODIS ini. Acara dibuka dengan cuplikan video yang berisi pidato pak Jakob selaras dengan tema yang diusung modis kali ini yaitu "Harian KOMPAS menghadapi media massa kini dan mendatang". Setelah itu pak Jakob mulai berbicara mengenai Harian KOMPAS sekarang dan langkah langkah tentang bagaimana Harian KOMPAS bisa bertahan menghadapi gempuran media massa elektronik diantaranya kompasiana yang masih sama sama bernaung di bawah KOMPAS, pak Jakob Oetama juga menyinggung bahwa media cetak di luar Indonesia masih bisa bertahan hidup, yaitu dengan harga yang sangat murah sekali hingga pemasukannya berasal dari iklan iklan diantaranya majalah Times of India di India yang masih digandrungi dan oplah-nya sudah mencapai empat juta. Pak Jakob Oetama juga mengatakan, kalau Harian KOMPAS adalah perusahaan media yang bekerja berdasarkan tim, yaitu selalu bekerja sama dalam melakukan tugasnya, maka Harian KOMPAS selalu bersinergi dengan yang lain seperti KOMPAS.com dan Kompasiana.com sehingga Harian KOMPAS bisa selalu maju dan tidak ditinggal para pembacanya. tidak lupa pak Jakob mengatakan bahwa kompasiana sekarang adalah pionir bagi berkembangnya media jurnalis non cetak, dimana sekarang banyak media massa berlomba lomba untuk mengembangkan usahanya di ranah dunia maya. Sekitar satu jam pak Jakob menyampaikan materi atau lebih tepat opininya terhadap perkembangan media massa khususnya Harian KOMPAS sekarang ini, setelah pak Jakob selesai barulah sesi yang ditunggu tunggu tiba yaitu sesi tanya jawab dengan pak Jakob Oetama, kontan hampir seisi ruangan mengacungkan tangannya untuk bertanya, diantaranya mbak Linda Djalil yang ngebet untuk bertanya dan dipilih sebagai penanya pertama. dan tanpa basa basi mbak Linda Djalil pun langsung bertanya tentang apakah pak Jakob sendiri membaca kompasiana? jawaban pak Jakob pun langsung mengundang tawa para kompasianer lainnya (untuk mengetahui apa saja yang ditanyakan mbak Linda Djalil bisa lihat DISINI). Setelah itu berurutan dari pak Chapy Hakim hingga pak Wijaya Kusuma yang akrab dipanggil Omjay bertanya kepada pak Jakob Oetama, apalagi Omjay dengan lucunya menyebut pak Jakob sudah tergolong Ulama alias usia lanjut masih aktif, sapaan lucu tersebut disambut dengan gelak tawa para kompasianer lainnya di ruangan seruni yang sejuk itu (untuk melihat tanggapan omjay tentang diskusinya dengan pak jakob bisa dilihat DISINI). mungkin penulis ingin memberi perhatian lebih kepada tanggapan pak Chapy Hakim kepada pak Jakob tentang analogi "KOMPAS", singkatnya beliau mengemukakan bahwa KOMPAS sekarang bisa disamakan dengan "kompas" analog di pesawat terbang yang sudah tergantikan fungsinya oleh peralatan elektronik yang lebih mutakhir atau mungkin kompas yang lebih canggih dari analog, tapi tidak lupa beliau mengatakan bahwa kompas analog tetap berperan penting karena jika sistem navigasi canggih yang dimiliki pesawat terbang mengalami kesalahan atau failure kita bisa melihat kembali kepada kompas analog yang pasti tepat dan akurat dalam menunjukan arah, sama halnya dengan Harian KOMPAS sekarang, bahwa Harian KOMPAS pasti akan bertahan dan akan menjadi panduan walaupun para pembacanya sudah beralih kepada Harian KOMPAS yang ada di dunia maya. Tentu saja tanggapan pak Chapy Hakim disambut dengan senyuman pak Jakob yang mengamini tanggapan tersebut, KOMPAS akan tetap bertahan dan juga berevolusi sehingga para pembacanya tetap bisa mengikuti berita berita maupun peristiwa yang terjadi, apalagi dengan kehadiran Kompasiana yang melibatkan masyarakat untuk berperan menjadi jurnalis "dadakan" yang secara langsung menuliskannya di rumah sehat Kompasiana, maka informasi yang ada pun akan lebih cepat tersalurkan kepada seluruh warga indonesia. Acara tanya jawab pun terus bergulir hingga waktu hampir menunjukan pukul 12 kurang, tidak lupa ada seorang Kompasianer yang memberi tanggapan sangat menarik diantaranya ada yang menganggap bahwa kompasiana lebih straight to the point dan lebih tajam serta akurat daripada KOMPAS.com, hal ini tentu saja menjadi bukti nyata bahwa sekarang Kompasiana sudah sangat berkembang dan menjadi patron tersendiri untuk social media yang ada sekarang, tanggapan tersebut kontan membuat kang Pepih Nugraha dan mas Iskandar alias iskandarjet tersenyum lebar atas respon positif sekaligus membangun dari salah satu kompasianer yang hadir tersebut. Acara sesi tanya jawab pun selesai, tapi belum berarti acaranya selesai, tidak lupa sesi foto-foto langsung diadakan, kontan saja para kompasianer pun berebutan untuk berfoto bersama pak Jakob Oetama, hingga ada yang ingin berfoto sendiri sendiri di samping pak jakob, mungkin para kompasianer berpikir "kapan lagi ya berfoto sama bos KOMPAS". Setelah foto-foto barulah acara yang paling menyenangkan di setiap acara diskusi dilanjutkan, yaitu acara makan siang, hidangan dari hotel Santika yang menjadi tempat berkumpulnya para kompasianer langsung dipenuhi para kompasianer, karena setelah acara makan siang akan diadakan acara door prize! Setelah makan siang berakhir para kompasianer memasuki kembali ruangan seruni untuk menunggu siapakah yang akan membawa pulang voucher menonton dan grand voucher yaitu menginap di Hotel Santika! satu persatu nama dipanggil, ada beberapa yang tidak hadir yang sangat disayangkan padahal voucher menonton sudah ditangan, tapi setelah itu beberapa kompasianer pun maju dan memenangkan voucher tersebut, hingga akhirnya grand voucher menginap di hotel santika pun mulai diundi oleh kang Pepih Nugraha, para kompasianer harap harap cemas siapakah kira-kira yang memenangkan voucher tersebut, hingga akhirnya keluarlah angka 4 sebagai penanda kompasianer di posisi 4 dalam daftar hadir yaitu mas Ahmed Tsar! kontan semua pun bertepuk tangan dan menyalami mas Ahmed atas kemenangannya tersebut, kapan lagi bisa menginap di hotel santika dengan gratis (untuk melihat tentang pemenang door prize lebih lengkap lihat DISINI) Akhirnya acara puncak tersebut selesai dan acara MODIS pun berakhir sekitar pukul 1 siang, para kompasianer pun berpamitan dan pulang sebagian ada yang masih diam untuk berbincang bincang sejenak dengan para kompasianer lainnya terutama dengan mas Iskandarjet dan kang Pepih Nugraha, sebagian ada yang masih ngemil karena makanan masih tersisa sangat banyak. Tanpa terasa para kompasianer pun meninggalkan Hotel Santika Jakarta, ruangan Seruni yang penuh tadi siang pun mulai sepi dan acara MODIS pun dinyatakan selesai, sampai ketemu untuk MODIS selanjutnya dan jangan lupakan event nangkring di Jakarta yang akan diadakan di akhir bulan ini (bisa dibaca DISINI). salam hangat semua, sampai ketemu di lain waktu. salam kompasiana! Untuk melihat liputan MODIS lainnya bisa dilihat DISINI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline