Lihat ke Halaman Asli

Anak Jalanan, Bad Time Story

Diperbarui: 5 Desember 2015   22:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa tahun yang lalu, gua pernah ngadain kegiatan sosial, ngumpulin anak anak jalanan se kebayoran baru di GOR Bulungan.
Kegiatannya sederhana banget, cuma mau kasih mereka kertas dan pinsil warna, lalu minta mereka menggambar dengan judul "Cita Cita Ku".

Tujuannya sederhana banget, kita cuma ingin mereka punya pemikiran tentang masa depan yang lebih baik. Seenggaknya mereka ngeh lah kalo merekaa juga masih berhak punya cita cita. Keren kan? Ntar dulu.

Untuk pelaksanaannya, kita bekerjasama dengan sebuah yayasan yang namanya ga usah gua sebut disini karena belum permisi untuk gua publish. Yang pasti yayasan ini didirikan sama tiga orang dokter sekian belas tahun yang lalu. Tujuan didirikannya belasan tahun lallu? Memajukan anak jalanan lah. Apalagi. Keren kan? Entar dulu..

Saat hari pelaksanaan, gua ngobrol sama para pengurus yayasan itu sambil ngeliatin para anak anak ngegambar cita cita mereka. Salah satu anak yang ngegambar lumayan menarik perhatian gua. Seorang gadis kecil yang cantik dan keliatan bersih, ga kayak anak jalanan pada umumnya. Spontan gua nyeplos "eh cantik ya tuh anak" sambil nunjuk ke dia.

Selanjutnya yang terjadi bikin gua ga bisa napas. Gua di kasih tau sama pengurus yayasan di sebelah gua bahwa anak seperti itu adalah yang paling sial. Anak yang cantik akan di 'pake' pertama sama cowok jalanan yang lebih gede. Dia akan lama lama terbiasa lalu jadi pelacur jalanan. Dan setelah semakin dewasa (17-18 tahun), dia akan 'pake' anak jalanan laki yang lebih muda (11-12 taun) karena ada believe bahwa itu akan bikin dia awet muda. Begitu terus cycle nya. Umur mereka memang rata rata pendek.

Belum lagi bicara tentang drugs. Mereka itu kalau dikasih uang di jalan, 90% dipakai untuk beli putau. Dan kalau pada tau, putau itu gampang banget didapat. Yang susah adalah cari alat suntik. Jadi kalau mereka punya alat suntik, mereka akan pakai gantian. Setelah itu suntikan ditanam dalam tanah. Siapa aja yang butuh ya udah tau letaknya. Mereka gali gali lalu nyuntik lalu tanam lagi.

Ini sebabnya, yayasan yang didirikan dengan cita cita luhur memajukan anak jalanan, telah berubah -karena realita- menjadi cuma punya satu tujuan: memotong jalur penyebaran HIV.
Yang mereka lakukan ya penyebaran kondom dan alat suntik gratis. Setelah belasan tahun, finally yayasan ini sadar dua hal, anak anak jalanan itu sudah hampir tidak bisa diubah siklus hidupnya, dan soal hukum ya bukan urusan mereka. Yang terpenting adalah setidaknya kalopun mau berbuat salah, ya dibantu supaya melakukan dengan aman: alat suntik baru dan kondom. This is real story dan terjadi disekitar kita.

Well, sejak itu, apapun keadaannya gua ga pernah lagi kasih uang ke anak anak di jalanan. Kalaupun mau, kasih makanan aja.

.

 Dari blog saya www.aditko.com

 

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline