Lihat ke Halaman Asli

Aria bagus iyana

Arya kamandanu, adalah nama pena dari aria nagus.lelaki kelahiran tanah ngawi ini memiliki hobi di dunia sastra sejak remaja

Gemawan Malam

Diperbarui: 15 Juni 2021   21:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Gemawan malam
Desir angin, mengugah dedaunan, menelisik di sela-sela hijau kehitaman. Kucup-kuncup mawar semerbak mewangi termandikan embun batara siwa, mempersiapkan mekar mewangi esok pagi. Sejumplah kuncup wijaya kusuma semerbak mewangi di kegelapan malam, gelap yang meninggalkan jejak kegamangan duniawi. Nasib jagad siapa yang tau, roda nasib tetaplah berputar sebagaimana sekenario batara wisnu. Oh pemuda rindu, yang saat-saat malam kelam merindukan kekasihnhya!? Katakan padaku dimana letak ia bersemayam oh dewi ratihku..

Aku tidak pernah mengira sebelumnya bahwa salah satu nikmat ilahi adalah pesakitan rasa rindu yang kadang meyesak diulu hati, bak air yang tertahan di bendungan yang begitu tak sabarnya ingin meledak sesuka maksudnya. Dalam saat-saat demikianlah bidadari-bidari indra loka membujuk rayu segenit-genitnya. Seakan ingin menjamahku dari ujung kaki hingga ujung rambut kepala sekalipun; meraba dan membelai penuh gairah dan hasrad surgawi. Oh betapa gamang pemuda ini yang sedang dimabuk kebingungan karena rindu.

Rindu memang menyiksa; aku tidak mengira. Oh gelapnya malam yang sedang menjamahi manja bebatuan sungai. Bahkan debur air pun nampak cemburu tak menentu melihat bercumbuan kalian, oh asmara. Tidak lah lengkap tanpa terbakar jiwa kehasradtan dunia. Dalam persutubuhan antara kekakuan batu dan belain lembut gelapnya malam.

Para anak ayam pun tersembunyi di balik ketiak indung semangnya, berharap bulan sedikit memperlambat laju peredarannya. Agarlah bagi mereka yang sedang tertidur mesra dalam dekapan dan belaian tetap melanggengkan rasanya. Sesekali terdengar dengusan kambing jantan yang entah bagaimana ceritanya sedang bermanja ria dengan beberapa kekasihnya. 

Di tengah kegelapan malam, kelelawar tunggang langgah saling sambar buah sawo kecik yang nampak mengkipalap matang di pucuk rerantingnya, meski secara rakus buah itu pun terkadang harus jatuh mengenai atap-atap bilik bambu anak adam.

Di kejauhan di atas langit sana rengekan burung bence seakan meresahkan anak-anak yang belum tidur. Oh yang dikatan seorang diantara mereka bahwa burung itu adalah burung bertanda buruk. Kadang sesekali terdengar lengekan suara parau dari kepakan-kepakan kecil burung hantu yang menyambar seenaknya terhadap tikus-tikus yang tak berdosa.

Malam gemawan, penuh dengan kerinduan yang sarat akan makna, tentnag percumbuan mesra atas kenikamatan duniawi, sebagaimana khodrat dunia itu sendiri. Ia menjalankan fitrah sebagaimana tujuan ia terlahirkan; bersama gelapnya malam
Ngawi, 15 06 2021




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline