Pemicu timbulnya jerawat karena penggunaan skincare baru atau mengganti produk skincare yang biasa kamu pakai ke yang baru bisa karena berbagai alasan. Komposisi bahan alaminya yang mayoritas bisa meredakan masalah kulit yang selalu terpapar skincare yang memiliki bahan kimia besar.
Ada banyak jenis perawatan kulit saat ini. Apalagi hampir semua brand kecantikan berlomba-lomba menghasilkan skincare terbaik. Hal ini membuat banyak wanita tertarik untuk bereksperimen dengan produk baru. Bagi Direktur Bedah Dermatologi di Fifth Avenue dan Laser Center di New York, Paul Jarrod Frank, MD, seringnya mengganti produk baru dalam perawatan kulit justru meningkatkan risiko masalah baru pada kulit wajah.
Apakah berjerawat tidak cocok untuk perawatan kulit?
Noda atau jerawat akibat ketidakcocokan kulit dengan skincare merupakan respon yang biasanya muncul pada produk kosmetik yang bersifat comedogenic (menyebabkan komedo). Misalnya, produk ini mengandung asam oleat, lanolin, lauril alkohol, petrolatum, dan zat sintetis lainnya.
Upaya yang dilakukan ketika wajah rusak
Berhenti menggunakan perawatan kulit
Segera hentikan penggunaannya. Semakin Anda terus menggunakan produk perawatan kulit baru, semakin buruk breakoutnya. Anda juga tidak disarankan untuk terus menggunakan produk perawatan kulit lama saat kulit wajah sedang berjerawat karena purging, iritasi, atau alergi.
Nah, seperti halnya makan, ketika makan makanan pedas bisa menyebabkan wasir dan sakit perut, lebih baik pilih makanan lain daripada memenuhi nafsu makan.
"Mengganti produk atau mengupgrade ke yang baru tanpa jeda waktu seperti menantang kulit Anda dengan bahan aktif baru. Bisa menyebabkan kulit breakout, breakout, bahkan iritasi," kata Paul.
Paul juga merekomendasikan untuk kamu yang selalu ingin mencoba produk skincare baru, disarankan untuk memberikan interval 4 sampai 6 minggu untuk melihat efek bahan aktif dalam kerja skincare.