Bagi orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus tentu menginginkan anaknya juga dapat bersekolah di sekolah formal. Namun apakah anak tersebut dapat mengikuti kegiatan yang ada di sekolah seperti halnya dengan teman-teman yang reguler ?. Orang tua tentunya tidak perlu khawatir dengan hal tersebut, nyatanya beberapa sekolah formal saat ini sudah memiliki program inklusi.
Dalam sekolah inklusi sendiri terdapat guru pendamping yang akan mendampingi anak-anak berkebutuhan khusus yang disebut Guru Pendamping Khusus (GPK). Namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh seorang guru pendamping khusus agar dalam mendampingi anak berkebutuhan khusus bisa efektif dan maksimal. Beberapa diantaranya adalah :
Sabar
Seorang guru pendamping khusus (GPK) memang dituntut memiliki tingkat kesabaran yang tinggi. Guru GPK memiliki jobdis yang berbeda dengan guru-guru pada umumnya. Tuntutan yang dimiliki oleh seorang guru GPK pun banyak, salah satunya adalah seorang guru GPK harus selalu mendampingi dan mengawasi anak berkebutuhan khusus dalam berkegiatan di sekolah.
Sehingga menghadapi anak berkebutuhan khusus yang memiliki beraneka ragam ketunaan pun terkadang menguras kesabaran kita, ditambah lagi yang seharian kita harus membersamai anak tersebut.
Sayang anak
Menyayangi anak adalah syarat yang harus dimiliki guru pendamping khusus. dengan bermodal menyanyi anak berkebutuhan khusus ini dapat menjadi pemicu kita untuk terus termotivasi dalam pendampingan anak. seyogyanya seorang guru pendamping melihat anak berkebutuhan khusus seperti anaknya atau adiknya,
sehingga akan timbul rasa menyayangi si anak, dan anak tersebut akan merasa nyaman dengan kehadiran kita. Apalagi ketika di sekolah anak tidak bersama figur keluarga yang menyayanginya, sehingga adanya guru pendamping khusus harus menjadi figur pengganti keluarga yang menyayanginya ketika di sekolah.
Mengerti kondisi anak
Guru GPK juga harus paham betul dengan kondisi anak yang ia dampingi di sekolah. Biasanya seorang guru GPK akan membuat identifikasi data diri, ketunaan atau potensi yang ada pada diri anak. Data ini biasanya dapat diperoleh melalui pengamatan langsung pada anak tersebut atau bisa dengan mencari informasi kepada orang tua, guru GPK anak sebelumnya dan juga terapis si anak.